Yakinlah, Kritik Prabowo soal Bantuan Rohingya Sangat Mulia

Selasa, 19 September 2017 – 18:44 WIB
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (paling kanan) bersama Presiden PKS Sohibul Iman (nomor 2 dari kanan) dan Amien Rais (paling kiri) dalam Aksi Bela Rohingya di Jakarta Pusat, Sabtu (16/9). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Gerindra Moh Nizar Zahro menyatakan bahwa Prabowo Subianto punya tujuan mulia dalam mengkritik langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo mengirim bantuan kemanusiaan untuk warga Rohingya.

Nizar yang juga ketua umum Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) merasa perlu menyatakan itu karena banyak kritik yang menyudutkan Prabowo setelah menyebut bantuan kemanusiaan untuk Rohingya sebagai pencitraan pemerintah. Menurut Nizar, banyak kritik yang tak proporsioanl dan kecaman yang diarahkan ke Prabowo.

BACA JUGA: Kodim dan Korem Bubar, Kelompok Anti-NKRI Makin Merajalela

Padahal, ada substansi penting dalam pernyataan Prabowo, yakni ketulusan dalam membantu. "Maksud dari Ketum Partai Gerindra (Prabowo, red) tersebut sangatlah mulia," ujar Nizar, Selasa (19/9).

Sepertinya Prabowo Tak Tahu Beda Bantuan dengan Pencitraan

BACA JUGA: Astaga, Pengungsi Rohingya Tewas Berebut Bantuan Makanan

Pak Prabowo, Tolong Latih FPI Agar Bisa Berperang di Myanmar

Nizar menambahkan, jika Indonesia benar-benar menjadi bangsa yang kuat maka semestinya bantuan untuk Rohingya bisa lebih dari sekadar logistik berupa bahan pangan dan pakaian. Tapi karena posisi Indonesia masih lemah, katanya, maka bantuan yang diberikan masih sebatas logistik.

BACA JUGA: Cagub Petahana Ini Tetap Berpedoman pada SK Prabowo

"Apa yang disampaikan Pak Prabowo sudah benar. Kalau bangsa kita masih lemah, maka akan terbatas dalam memberikan bantuan kepada negara lain termasuk terhadap masalah Rohingya," jelasnya.

Dia menjelaskan, masalah utama  yang menimpa warga Rohingya lantaran etnis minoritas muslim di Myanmar itu tak diakui sebagai warga negara. Padahal etnis Rohingya sudah turun temurun menempati wilayah di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Nizar mengungkapkan, pada 2016 lalu ada sekitar 1.250 bangunan milik etnis Rohingya di Rakhine yang dibakar. Jadi masalah ini bukan hanya kali ini saja.

“Karenanya jika bangsa Indonesia kuat, maka akan bisa menekan pemerintah Myanmar untuk mengakui kewargaannya sebagai warga negara Myanmar," ungkapnya.

Karena itu, Nizar menegaskan, untuk membantu orang lemah maka Indonesia harus kuat. Menurut dia, Presiden Jokowi harus melakukan introspeksi diri terhadap berbagai masalah yang terus mendera negara ini seperti kemiskinan, pendidikan, hukum dan lain lainnya.

"Apakah dengan mengirim bantuan sembako ke etnis Rohingya akan menyelesaikan masalah? Tentu tidak. Padahal, jika bangsa ini kuat, bantuan yang bisa diberikan bangsa Indonesia bisa lebih dari itu," paparnya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Top Up Tak Sesuai dengan Semangat Cahsless Society


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler