Jangan Sampai Kader Golkar Bukan Pendukung Airlangga Dikucilkan jika Bamsoet Kalah

Kamis, 21 November 2019 – 14:46 WIB
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai atmosfer di tubuh Partai Golkar kian memanas jelang digelarnya musyawarah nasional (munas) awal Desember mendatang. Pertarungan opini, adu gagasan bahkan perang dingin antarkubu di jajaran Golkar terlihat jelas.

Menurut Ari, ada dua kubu besar yang kemungkinan akan berhadapan di munas yang rencananya memilih ketua umum Golkar yang baru tersebut. Yaitu, kubu Airlangga Hartarto dan tim Bambang Soesatyo.

BACA JUGA: Bendum Golkar Ungkit Kegagalan Nyata Airlangga Hartarto

Sementara dua nama lain yang diperkirakan juga akan maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024, kemungkinan hanya akan berperan sebagai pelengkap, masing-masing Ridwan Hisjam dan Indra Bambang Utoyo.

"Saya kira sangat wajar menjelang perhelatan partai besar jelang suksesi Pemilu 2024 selalu gaduh. Karena pijakan politik di masa sekarang ini sangat menentukan arah politik selanjutnya," ucap Ari.

BACA JUGA: DPD II Golkar di Sulsel Kompak Dukung Airlangga Hartarto

Dosen di Universitas Indonesia ini menilai adu klaim dukungan jelang munas sangat wajar, lantaran perebutan tampuk pimpinan Golkar sangat penting. "Harus diingat, dua kader terbaik Golkar yang akan bertarung di munas nanti juga sudah memiliki jabatan strategis. Satu menjabat menko perekonomian, satunya lagi ketua MPR," tuturnya.

Pembimbing doktoral di program pasca sarjana Universitas Padjajaran ini kemudian mengingatkan, dari tubuh Golkar selama ini begitu banyak dilahirkan politikus andal. Setiap fragmen kekuasaan negeri ini, pasti diwarnai hadirnya kader Golkar di tampuk kekuasaan, mengingat Golkar alergi menjadi pihak yang berseberangan dengan rezim yang berkuasa.

BACA JUGA: SDI: Airlangga Memenuhi Semua Syarat untuk Jadi Ketum Golkar

Karena itu, menurut CEO Nusakom Pratama Political Consultant ini, sangat mubazir jika politikus bertalenta dari Golkar hanya berpusat pada pertarungan dua matahari di tubuh Golkar. "Jadi, siapa pun yang akan menjadi pucuk pimpinan tertinggi di Golkar nantinya, harus didukung kader yang lain, bukan malah teralienasi dari jajaran pengurus Golkar," katanya.

Ari khawatir, kader yang bukan pendukung Airlangga akan dikucilkan andai Bamsoet kalah di munas nantinya. Demikian pula jika yang terjadi sebaliknya.

"Ingat, lahirnya Gerindra, Hanura, Nasdem, PKPI dari rahim Golkar harusnya menjadi warning bagi Golkar untuk bersatu. Golkar itu tidak pernah kehabisan stok pemimpin, yang bermunculan dari pemimpin di daerah. Golkar harus memberi space untuk munculnya rising star baru di munas mendatang," pungkas Ari. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler