Jangan Sampai Mimbar Keagamaan Dimanfaatkan Kelompok Radikal

Selasa, 22 Mei 2018 – 16:06 WIB
Masjid. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Riset Setara Institute Halili menuturkan, rilis 200 nama mubalig dari Kemenag yang bersifat rekomendasi, mestinya tidak perlu dipersoalkan.

Karena itu hanya akan memberikan persepektif lain dari masyarakat bahwa mubalig atau dai yang lebih moderat dan toleran yang bisa memberikan ceramah pada saat Ramadan.

BACA JUGA: Wamenag Sebut Masih Banyak Ustaz dan Mubalig yang Merasa Paling Benar

”Saat Ramadan seperti inikan tiap-tiap komunitas paling tidak butuh dua kali kultum (kuliah tujuh menit) perhari kan. Kalau ini tidak dikondisikan memang akan mudah diintrusi oleh dai mubalig yang radikal yang kemana-mana mengkafirkan orang,” ujar dia, seperti diberitakan Jawa Pos.

Dia mengungkapkan, ada banyak video ceramah orang-orang yang berpenampilan seperti penceramah tapi menghalalkan pembunuhan. Nah, rilis dari Kemenag itu bisa dianggap sebagai langkah pencegahan atau preventif.

”Bahwa panggung keagamaan, mimbar keagamaan, itu tidak dimanfaatkan oleh kelompok intoleran,” tambah dia. (jun/far)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler