Menurutnya, kartel pengusaha maupun konglomerat yang bergabung di parpol justru mengakibatkan beralihnya kendali kekuasaan ke kelompok pemilik modal. Ini juga menimbulkan rusaknya sistem pemerintahan, karena hanya akan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok yang menguasai pemerintah lewat parpol.
"Terjadi konversi dari orang kaya yang menguasai politik, contohnya Hartati Murdaya. Mereka ini menjadi kekuatan politik yang strategis, menguasai sistem, menguasai jalur politik dan birokrasi," ujar Boni di Jakarta, Minggu (30/12)
Guna mencegah adanya kartel pemain dan pengendali kekuasaan, kata Boni, maka tahun 2013 menjadi ajang untuk pemetaan menjelang Pemilu 2014. Meski sulit karena masih banyak parpol yang bergantung pada kartel tertentu, namun Boni mengingatkan parpol untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dan pada akhirnya terjerumus dalam kasus korupsi.
"Saat ini sebetulnya sudah terlihat tanda-tanda itu kalau sekarang kita mengharapkan penegakan hukum berjalan saya rasa itu masih sulit di realisasikan. Kecuali ada yang mengatur kapital politik," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi mengungkapkan, banyak orang yang masuk ke parpol tanpa memikirkan etika, moral maupun ketaatan terhadap aturan. "Akhirnya demokrasi hanya jadi ajang popularitas dan ajang uang saja," kata Adhie.
Untuk itu mantan juru bicara kepresidenan itu meminta publik mengawal dan mengawasi orang-orang yang masuk ke dalam partai politik. Dengan demikian orang-orang yang masuk parpol itu tidak hanya mengambil kesempatan untuk menikmati dana APBN.
"Penting dikawal untuk melahirkan pemimpin yang baik untuk negara ini. Kalau tidak kita kehilangan demokrasi," pungkasnya.(Flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2013, Hubungan SBY-Anas Kian Panas
Redaktur : Tim Redaksi