Jangan Terulang Lagi, Bus Jamaah Mogok di Padang Pasir

Rabu, 01 Juni 2016 – 00:57 WIB
Calon Jamaah haji. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Agama berupaya meningkatkan layanan haji tahun ini. Targetnya, indeks kepuasaan jamaah haji 2016 naik menjadi 84 persen. Tahun lalu, berdasar hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), indeks kepuasan mencapai 82,26 persen.  

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil yakin target itu bisa tercapai. Dikatakan, ada sejumlah sektor yang diharapkan dapat mendongkrak kepuasan jemaah haji. 

BACA JUGA: Anggap Kejati Jatim Lakukan Pembangkangan Hukum

“Busnya upgrade, bagasi lebih besar, AC lebih dingin. Ini bisa mendongkrak (kepuasan jemaah),” ujar Djamil dalam keterangannya, kemarin (31/5).

Pengamat penyelenggaraan haji Muhammad Subarkah mengapresiasi upaya kemenag itu. Dikatakan, untuk mendongkrak indeks kepuasan haji, dua aspek yang mesti mendapat perhatian khusus.

BACA JUGA: Ternyata, PNS dan PPPK Itu...

Pertama, bus angkutan jamaah dari Jedah-Madinah, Jedah-Mekah, dan Madinah-Mekah. Selama ini, selalu saja muncul masalah dalam urusan bus angkutan dimaksud. 

“Jangan terulang lagi ada bus pengangkut jamaah mogok di tengah padang pasir, nunggunya lama, jamaah kepanasan. Ada juga AC di bus mati, panasnya minta ampun,” ujar penulis  buku Lelaki Buta Melihat Kabah itu, kepada JPNN di Jakarta, kemarin.

BACA JUGA: Besok, Putri Proklamator Bakal Menyampaikan Amanat di Tugu Proklamasi

Dia mengatakan, hal ini perlu diingatkan karena pemerintah telah memangkas ongkos haji tahun ini. Jangan sampai pengin menyewa bus yang bagus tapi ternyata duitnya gak ada. “Angkutan ini masalah krusial,” katanya.

Hal kedua yang berpengaruh besar pada tingkat kepuasaan jamaah, lanjutnya, adalah layanan saat berada di Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina). Dari tahun ke tahun, problem yang terjadi hampir sama, yakni pendingin udara di dekat tenda mati atau tidak dingin.

“Bahkan beberapa kali terjadi tiba-tiba listrik mati, drop. Ini kan aneh, di Arab Saudi listrik mati,” terangnya.

Nah, untuk layanan jamaah saat berada di Armina ini, lanjut Barkah, sepenuhnya wewenang pemerintah Arab Saudi. Pemerintah RI tidak punya kewenangan mengurusi hal teknis di sana.

“Pemerintah Indonesia hanya bayar berapa real gitu, kalau ada masalah ya nggak bisa apa-apa. Padahal hal ini berpengaruh besar pada tingkat kepuasan jamaah,” paparnya.

Karenanya, Barkah mengatakan, indeks kepuasaan jamaah tahun 2015 yang mencapai 82,26 persen, sebenarnya sudah bagus. “Mau ditingkatkan berapa lagi, toh ada layanan yang memang diurus pemerintah Arab Saudi. Kalau pemerintah Indonesia bisa menekan pemerintah Arab Saudi agar memperbaiki layanan di Armina, saya kira baru bisa naik lagi indeks kepuasan jamaah,” kata Barkah.

Sementara, untuk masalah katering, menurut Barkah, secara umum tidak ada masalah. “Makanan tidak ada masalah, pemondokan juga relatif sudah baik. Yang masih perlu mendapat perhatian soal visa,” ucapnya. 

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menjelaskan, untuk tahun ini, saat di Makkah, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan makan lebih banyak dibanding tahun lalu. “Kalau sebelumnya 15 kali, tahun ini 24 kali makan di Makkah,” paparnya.

Untuk pemondokan, mantan Rektor IAIN Walisongo Semarang ini mengataka, fasilitas kamarnya setara dengan hotel bintang tiga. 

Soal layanan visa tahun lalu yang mengalami kendala, pihaknya sudah mendatangkan petugas haji Arab Saudi untuk melakukan bimbingan dan uji coba layanan visa online. “Baru datang, pekan ini kita baru uji coba,” papar dia.

Ia mengatakan pengurusan visa akan dilakukan berdasarkan urutan keberangkatan. Saat ini paspor jamaah yang terkumpul sudah di atas 80 persen.

“Yang kemungkinan berangkat dulu kita langsung urus visanya,” sebut Djamil.

Sedang terkait catering, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menjelaskan, menu masakan Nusantara akan dipertahankan. Namun diakui, kendala terbesar ada di kesediaan bahan baku dan bumbu yang cukup besar untuk jamaah haji Indonesia. Selain itu dari beberapa katering, belum ada standar rasa yang sama untuk menu Nusantara.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya akan meluncurkan buku panduan menu Nusantara dan video tutorial memasak untuk nantinya dipelajari juru masak katering di Arab Saudi. 

“Harapannya kalau sudah ada buku resep dan tutorial video, semuanya akan standar nilai gizi dan rasanya,” ungkap dia. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyiar Kawakan RRI Tagih Janji DPR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler