"Jangan terus dzalimi ummat Islam. Saya tak paham dari mana mereka menyimpulkan bahwa kelompok ekstra kulikuler keislaman di sekolah-sekolah dituduh sebagai tempat perekrutan teroris," katanya, Minggu (16/9).
Aboebakar menilai, tagline sebuah acara salah satu TV swasta "Awas, Generasi Baru Teroris" sungguh sangat provokatif dan banyak mengundang reaksi keras dari masyarakat. Dia mengaku mendapat banyak protes yang dikirim via BBM, SMS berantai, twitter, Facebook maupun milis yang menggambarkan kemarahan dan keresahan masyarakat muslim atas tudingan tersebut.
"Saya berharap KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan televisi yang bersangkutan segera mengambil langkah antisipatif soal ini," kata Aboebakar.
Ditegaskannya, para pelajar sekarang justru terancam dengan bahaya pergaulan bebas, narkoba dan tawuran. Menurut dia, Rohis justru menjadi salah satu solusi untuk pembinaan mental dan spiritual mereka.
"Bila lantas ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melemparkan isu yang demikian, lantas mau dikemanakan generasi muda kita nantinya?" kata Aboebakar.
Dia menyatakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga perlu memberikan penjelasan soal ini. Katanya, jangan sampai masyarakat mendapatkan informasi yang salah karena unit kerja Mendikbud justru dituduh sebagai sarang perekrutan generasi baru teroris di Indonesia.
"Saya berharap semua pihak menahan diri dalam berkomentar, jangan semuanya "mendadak teroris", negara kita ini masih aman, tidak ada darurat teroris di Indonesia," kata Aboebakar. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Tentara Dukung KPK Manfaatkan Rutan Militer
Redaktur : Tim Redaksi