Saat mendatangi gedung Wisma Bakrie 2 di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Selasa siang, Hari mengaku dongkol karena banyak penilaian miring soal aksinya berjalan kaki ke Jakarta. Penilaian itu terutama datang dari pihak perusahaan yang seharusnya bertanggungjawab membayar ganti rugi korban lumpur Lapindo.
Parahnya, ada yang mengatakan kalau Hari bukan warga Sidoarjo yang menjadi korban lumpur Lapindo. "Ada juga warga-warga saya dari korban lumpur Lapindo, yang mereka sudah dibeli Minarak atau Bakrie. Mereka menyatakan bahwa saya bukan warga Sidoarjo, tapi saya warga kediri," kata Hari di depan gedung Wisma Bakrie 2.
Namun Hari mengaku tidak ambil pusing menanggapi hal itu. Bahkan dia juga tidak memiliki keinginan bertemu pihak perusahaan maupun Aburizal Bakrie sekalipun. Sebab, apapun yang dikatakan warga korban lumpur Lapindo tetap diingkari.
"Jadi saya mau ketemu pemerintah khususnya Presiden SBY saja, untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Sidoarjo, khususnya warga Sidoarjo yang terkena peta area terdampak," jelas Hari.
Hari bertekad untuk melakukan aksinya di Jakarta sampai ada kejelasan atau penyelesain total ganti rugi korban lumpur Lapindo. Dia tidak akan kembali ke Sidoarjo jika masih ada korban yang belum mendapat ganti rugi.
"Saya tetap gak akan pulang. Kalau saya sudah dapat informasi dari warga saya bahwa semua sudah selesai, baru saya akan pulang," tekadnya.
Perihal ganti rugi, Hari kembali menjelaskan dari 13 ribu berkas yang sudah dibayar perusahaan Bakrie, mereka cuma menyelesaikan sekitar 4 ribu berkas dengan jumlah anggaran sekitar Rp71 miliar. Bahkan dia menunding kalau Aburizal Bakrie berbohong dengan menyatakan perusahaan Bakrie telah menggelontorkan dana hingga Rp7 triliun.
"Kerugaian warga lumpur lapindo yang terkena peta area terdampak sejak tahun 2007 itu cuma Rp3,8 triliun. Jadi kalau mereka bilang sudah keluarkan Rp7 triliun, warga korban lumpur lapindo sudah dibayar lunas. Nah itu uangnya kemana, berarti itu bohong semua," tutur Hari.
Selama berada di Jakarta, Hari mengaku sudah menemui banyak pihak, termasuk Anggota DPR RI Pramono Anung dengan tujuan agar wakil rakyat itu mendesak kepada perusahaan untuk secepat mungkin menyelesaikan penderitaan warga korban lumpur Lapindo.
Bahkan Hari juga telah memasukkan surat audiensi Sekretariat Negara (Sesneg). Namun sampai saat ini tidak ada kejelasan. "Dan kemarin pada saat sebelum kita masuk ke DPR, jujur Presiden sudah menjanjikan siap menerima Pak Hari Suwandi, tapi sampai sekarang belum ada audiensi. Sudah lebih seminggu," keluh Hari yang merasa dipermainkan.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Tersangka Suap Buol Diperiksa Bersamaan
Redaktur : Tim Redaksi