Janji Kerja Speed Tinggi

Sabtu, 22 September 2012 – 07:46 WIB
Jokowi. Foto: M Ali/Jawa Pos
JOKO Widodo (Jokowi) menjanjikan banyak terobosan saat kampanye. Apa prioritas yang akan dikerjakannya setelah resmi menjadi gubernur DKI Jakarta? Berikut petikan wawancara Jokowi dengan Jawa Pos kemarin.
 
Selamat atas kemenangan Anda.


Terima kasih. Tapi, ini kemenangan seluruh warga Jakarta.
 
Saat ditelepon Fauzi Bowo, Anda meminta kesediaan Fauzi Bowo untuk membantu, persisnya bantuan apa dan bagaimana respons Fauzi Bowo?


Oh iya, pertama saya minta maaf kepada beliau. Mungkin ada sindiran, gesekan waktu debat, ada hal-hal lain yang kurang berkenan. Pak Fauzi Bowo bilang, o, gak apa-apa Mas Jokowi, biasa itu. Terus, saya juga bilang, Pak Fauzi Bowo, saya mohon nanti dibantu informasi yang belum saya ketahui mengenai Jakarta, mengenai lapangan. Beliau menjawab, oh iya saya bantu, setiap saat saya siap.
 
Setelah dilantik nanti, apa prioritas dalam beberapa bulan ke depan?


Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat harus segera terdistribusi ke seluruh masyarakat Jakarta dalam waktu tiga bulan. Semua rencana yang ada itu, sudahlah, jangan sekadar tertulis. Blueprint harus segera dieksekusi. Kapan selesainya, itu yang kita atur tahapannya. Setiap tahun ada progres atau perkembangan riil yang bisa dilihat.
 
Terkait penanganan banjir, Anda berjanji meneruskan program Banjir Kanal Timur, pembangunan tanggul banjir, dan polder penampung air hujan di tiap kecamatan serta mengintegrasikan saluran drainase dengan kanal banjir. Saat ini mulai masuk musim hujan, langkah apa yang akan Anda ambil?


Kita harus cepet-cepetan mengeruk kali-kali kecil dan drainase, asal tidak didahului oleh banjirnya. Kesempatan mengeruk kali-kali kecil dan drainase itu memang sebelum banjir.
 
Biar segera bekerja, tentu Anda berharap tidak ada gugatan hasil pilkada ke Mahkamah Konstitusi.


Ha ha. Saya memang ingin bekerja dengan speed yang tinggi.

Anda juga berjanji tidak memakai voorijder. Sudah siap merasakan parahnya kemacetan Jakarta?

Kita harus merasakan apa yang dirasakan rakyat. Saya selama tujuh tahun (menjadi wali kota Solo) nggak pernah pakai voorijder. Paling hanya pas jemput menteri. Biar tidak telat, ya diatur jamnya. Kalau perjalanan diperkirakan 2 jam, kita berangkat 2,5 jam sebelumnya. Di mobil juga bisa sambil telepon kepala dinas. Kalau ikut merasakan macet dan kejengkelannya, kita akan terdorong untuk melakukan perubahan. Kalau lancar-lancar saja karena pakai voorijder, ya nggak bisa merasakan itu.
 
Masih terkait kemacetan, Anda akan menambah 1.000 unit bus Transjakarta dan merintis subway. Bahkan, Anda juga berencana mengubah busway menjadi railbus. Apa tidak sekalian railbus saja?


Kalau sudah ada railbus, busway digeser ke pinggiran Jakarta. Memang masih kurang. Nanti dihitung, kehadiran railbus mengurangi busway berapa. Itu gampang. Yang jelas, moda transportasi umum tetap, master plan tetap, blueprint juga tetap. Penyebarannya saja yang diganti. Kalau jalur padat diganti dengan railbus, selesai masalah.
 
Anda optimistis itu bisa mengubah pola berkendara masyarakat Jakarta agar mengoptimalkan moda transportasi umum daripada kendaraan pribadi?


Singapura butuh 11 tahun. Kalau Jokowi, lebih cepat daripada itu.
 
Salah satu agenda besar Anda yang lain adalah membenahi birokrasi agar bersih dan profesional. Apa akan ada perombakan besar-besaran?


Kita ingin merombak sistemnya, bukan birokrasi (strukturnya). Birokrasinya itu sudah paten. Merombak sistem itu cepat.
 
Termasuk berkantor hanya satu jam di balai kota serta sisanya berkantor di kelurahan dan keliling kampung?


Ya, itu akan saya buktikan. Mungkin saya akan meminjam istilah pemimpin outdoor.
 
Kapan Bapak akan menyita pentungan polisi pamong praja?


Secepatnya. Kami ingin membangun dengan jalan yang lebih manusiawi. Mengintervensi dengan pendekatan kelompok dan individu agar terjadi penyadaran kolektif. Kalau ada masyarakat yang tidak benar, dilakukan penyadaran kolektif. Bukan represif, bukan dengan pentungan.
 
Terus, pentungannya diapakan?


Dikumpulin, terus dijual. Ha.. ha. Ya dikumpulin dan digudangkan.
 
Soal permukiman, Anda berjanji membangun kampung susun dan kampung deret untuk merevitalisasi permukiman padat penduduk dan di bantaran sungai tanpa penggusuran. Kapan itu dilaksanakan?


Pokoknya, yang paralel yang bisa saya putuskan langsung saya putuskan. Saya ingin memberi contoh. Apalagi, perencanaannya sudah lama. Sudah ada di bappeda. Saya juga dapat (konsepnya) dari sana kok. Hanya model dan gambarnya, itu kan masalah teknis. Tapi, perencanaannya sudah ada semua, tinggal dijalankan. Mau cari perencanaan apa? Konsep monorel bukan cuma satu, mungkin puluhan. Mau model mana? Maket banjir sudah puluhan. Tinggal eksekusi.
 
Anda akan membangun mal untuk PKL. Tapi, pada masa pemerintahan Anda, apa Anda juga akan memberikan izin pembangunan mal non PKL?


Disebut mal biar istilahnya keren saja. Intinya, PKL dikumpulin, dibuatkan tempat agar punya ruang mengais rezeki. Soal izin pembangunan mal baru, selama itu sudah cukup, ya tidak. Katanya Jakarta sudah kebanyakan mal. Ini soal demand dan supply. Saya ingin mengarahkan masyarakat agar tidak konsumtif, tapi berusaha produktif.
 
Apa jaminan Anda tidak akan maju Pilpres 2014 atau menerima tawaran menteri?


Pekerjaan di DKI dan problemnya besar sekali. Tidak usah bayangin yang aneh-aneh lah.
 
Saat pilgub putaran kedua, Anda dikeroyok banyak partai. Tidak khawatir nanti dipersulit DPRD DKI Jakarta?


Semuanya akan dirangkul. Mulai masyarakat, ormas, komunitas, sampai elemen partai politik. Ini masalah komunikasi politik yang akan kami lakukan sehingga semua dalam posisi kebersamaan membangun Jakarta. Tidak ada yang merasa ditinggal. (pri/c11/ca)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Terlalu Tinggi Mimpi jadi Presiden

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler