Janjikan Perubahan, Anies Bakal Jadikan Ilmu dan Sains Rujukan Pengambilan Keputusan

Minggu, 01 Oktober 2023 – 13:52 WIB
Bacapres Anies Baswedan berbicara dalam acara Ngariung Bareng 1000 Alumni ITB, di Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/10). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, BANDUNG - Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan menegaskan, ilmu pengetahuan, sains, dan metode ilmiah seharusnya dikembalikan sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan politik.

Pernyataan ini disampaikan Anies saat acara Ngariung Bareng 1000 Alumni ITB, di Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/10). Menurutnya, saatnya pula memberikan penghargaan pada sains dan ilmu pengetahuan.

BACA JUGA: Kepada Anak Muda Ideafest, Anies Ungkap Kisahnya Jadi Pemimpin Sejak SD

“Kita harus mengembalikan ilmu pengetahuan dan metode ilmaiah jadi guidance kita dalam pengambilan keputusan,” ujar Anies disambut gemuruh tepuk tangan peserta yang hadir.

Ketua Panitia Hendry mengatakan, alumni yang hadir memiliki latar belakang beragam, seperti dosen, peneliti, pengusaha, seniman, hingga aktivis.

BACA JUGA: Ini Rekam Jejak Gerakan Anies Baswedan Bersama Anak Muda

“Kami ingin memberikan gagasan perubahan berbasis sains, teknologi, dan moral. Mencari solusi atas masalah fundamental bangsa, untuk membangun dan memberikan kesejahteraan untuk rakyat,” ujarnya.

Anies menambahkan bahwa terlalu besar risikonya bagi Indonesia bila kebijakan keliru dan tak berdasar sains. Ongkosnya pun, ujarnya, mahal. Waktu dan sumberdaya pun jadi terbuang.

BACA JUGA: Anies Baswedan: Desa Harus jadi Prioritas Pembangunan

“Kami lihat (ilmu, sains, Red.) perlu dikembalikan dan jadi agenda utama dalam pengambilan keputusan. Sehingga keputusan memiliki nilai keadilan, memperoleh kepercayaan publik, dan lebih saintifik,” ujarnya.

Hal itu, ujarnya, dia lakukan saat memimpin Jakarta pada 2017-2022, termasuk saat Jakarta didera pandemi Covid-19.

Menurutnya, pengambilan di Jakarta berprinsip pada keadilan, kebutuhan publik, berlandaskan ilmu dan akal sehat, sera berpijak pada regulasi.

“Kita mengalami pembelajaran dahsyat saat pandemi. Ketahuan siapa pemimpin yang gunakan ilmu atau tidak saat ambil kebijakan. Mereka menomorduakan sains dan tak menghargai ilmu,” katanya. (jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler