jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) menggelar musyawarah nasional (Munas) pertama.
Mengusung tema "Bangkit, Bergerak, dan Bersinergi Mewujudkan Raksasa Ekonomi Baru Menuju Indonesia Emas", Munas itu berlangsung sejak 24 hingga 26 Agustus 2022 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Mempertegas Eksistensi Satu Kadin Indonesia, Japnas Hadirkan Arsjad Rasjid di Munas
Pada hari pertama penyelenggaraan Munas Japnas dibuka oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Wapres pada Rabu (24/8) lalu.
Wakil Ketua Panitia Pelaksana Japnas Ritchie mengatakan organisasi tersebut berdiri sejak 2015 dan memasuki tahun ketujuh.
BACA JUGA: Jelang Munas, Pengurus Japnas Audiensi Kepada Gubernur NTB
Japnas berkembang membangun organisasi dengan membentuk cabang-cabang di 20 provinsi termasuk kabupaten dan kota.
Setelah kepengurusan terbentuk, Japnas mewajibkan pengurus wilayah untuk setidaknya setahun sekali mengadakan program bisnis matching.
BACA JUGA: Japnas Golf Dibentuk, Rizky Diansyah Terpilih sebagai Ketua Umum
"Sebelum pandemi kami pernah mengadakan beberapa program bisnis matching yang menghasilkan waktu itu transaksi senilai Rp 3,2 triliun. Sebagian besar sampai saat ini masih berjalan proyeknya," ujar Ritchie.
Hubungan bisnis itu tidak hanya melibatkan sesama pengusaha lokal, tetapi juga internasional.
"Waktu itu kami mengadakan program bisnis matching dengan internasional, yaitu dari pengusaha-pengusaha ASEAN," tuturnya.
Ketua Penanggung Jawab Acara (Steering Committee) Japnas Reza Irsyad Aminy mengatakan pihaknya akan terus melakukan aksi nyata tanpa membebani pemerintah dengan berbagai tuntutan.
Visi tersebut menjadi hal yang membedakan Japnas dengan organisasi pengusaha lainnya yang telah ada di Indonesia.
"Kalau yang ditanya apa yang membedakan, satu Japnas adalah action group bukan pressure group," ucap Reza.
Menurut dia, Japnas tetap berfokus pada tujuan utama, yaitu sinergitas bisnis dan mengembangkan usaha untuk membantu perputaran roda ekonomi.
"Anda tidak akan melihat ketua umum kami teriak-teriak ke media atau mengumpulkan ribuan massa misalnya untuk mengkritisi pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah, tidak. Kami berfokus kepada sinergitas usaha itu sendiri,” jelasnya. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenparekraf Gandeng Japnas Mendorong Investasi 10 Destinasi Wisata Superprioritas
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi