Jarak Pandang 0 Meter, Penyelam Andalkan Feeling

Jumat, 02 Januari 2015 – 09:58 WIB
Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

jpnn.com - PANGKALAN BUN - Upaya mengevakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ85012 di dasar lautan sungguh tidak mudah. ‎

Sebab, diprediksi jarak pandang di dasar laut hanya 0 meter alias tidak bisa melihat benda di depannya.

BACA JUGA: Ditemukan Lagi Delapan Jenazah, Total 16

Danden IV Satkopaska Kapten Laut (P) Armabar Edy Tirtayasa mengatakan, beberapa kali pihaknya telah mengecek kondisi lautan di Selat Karimata. Hasilnya, dari permukaan tampak biru gelap dan dapat diprediksi, penyelam tak melihat alias jarak pandang 0 meter.

"Ini merupakan pengaruh cuaca sekaligus kondisi sekitar. Banyak sungai biasanya lumpurnya banyak dan menghalangi pandangan," paparnya.

BACA JUGA: Si Mojang Bandung Belum Ditemukan, Ini Komentar Aher

Dengan jarak pandang tersebut, yang bisa dilakukan anggota Satkopaska hanyalah menyelam dengan feeling. Artinya, penyelam hanya bisa menebak-nebak di mana ada serpihan atau jenazah. ‎"Tapi, ini hal yang biasa untuk Kopaska," ujarnya.

Untuk mengetahui benda yang ada didasar lautan dengan tanpa pandangan‎, maka Tim harus meraba-raba dasar lautan secara manual dengan tangan. Saat disentuh, tentu Tim mengetahui apakah itu logam, jenazah, atau hanya karang.

BACA JUGA: Wanti, Pramugari Cerdas itu Ingin Pindah ke Bandung

"Kalau dirasa merupakan bagian pesawat atau jenazah, tentu kami ambil dan masukkan ke keranjang evakuasi," paparnya.

Evakuasi jenazah memerlukan teknik khusus. Sebab, jenazah di laut yang membengkak mudah rusak. Hanya ada dua cara untuk mengevakuasinya. Pertama, memeluk dan memegang pinggang atau ikat pinggang. Cara kedua, dengan memegang tengkuk jenazah.

"Kedua cara ini yang membuat bisa utuh. Kalau ditarik tangan jenazahnya bisa putus," ujarnya.

Penyelaman dasar laut tidak hanya butuh fisik yang kuat. Namun, juga butuh mental baja, sebab biasanya jenazah yang tewas tenggelam itu ‎wajahnya berbeda dengan jenazah akibat sebab lain.

Namun, Kopaska siap untuk melakukan evakuasi kapan pun dan di mana pun. Hanya, yang paling utama adalah lokasi pencarian yang sudah pasti. "Kalau menyelam tanpa lokasi fix, kami juga membahayakan diri sendiri," paparnya. (idr/sof)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Berharap Pramugari Mojang Bandung itu Ditemukan Selamat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler