Jargon Ekonomi Prabowo Sulit Diwujudkan

Minggu, 22 Juni 2014 – 17:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Dirut POINS Albert Simangunsong mengatakan jargon ekonomi calon presiden Prabowo Subianto dalam pemaparan visi dan misinya lebih enak didengar. Namun dalam praktiknya, sulit untuk diwujudkan dan malah akan mengancam kondisi perekonomina negara.

"Sebagai kampanye, jargon-jargon yang dilepas Prabowo memang enak didengar, tetapi susah dilaksanakan," kata Albert di Jakarta, Minggu (22/6).

BACA JUGA: Jokowi Bicara Fakta, Prabowo Lebih ke Slogan

Albert mencontohkan aksi Prabowo yang menandatangani kontrak politik dengan para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Dalam kontrak itu Prabowo menyanggupi meningkatkan kesejahteraan para buruh dan memberikan upah minimum yang ideal.

"Ini akan sulit dijalankan Prabowo karena di gerbong koalisi isinya orang-orang yang terlibat memperburuk perekonomian negara. Prabowo telah membuat blunder besar dengan partai-partai koalisinya yang punya masal lalu kelam dan haus kekuasaan. Sulit janji dengan buruh itu terwujud," tegasnya.

BACA JUGA: Marzuki Sebut Demokrat Memilih Prabowo-Hatta

Sebelumnya, Bloomberg menganalisa rencana Prabowo yang ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menaikkan rating pinjaman bisa membuat ekonomi Indonesia dalam posisi default.

Prabowo dalam pandangan ekonominya melihat kondisi ekonomi Indonesia belum maksimal dikembangkan dan ingin meningkatkan rasio utang terhadap gross domestic product menjadi 50% dari 24%.

BACA JUGA: Wiranto Klaim Mesin Hanura Siap Tarung demi Jokowi-JK

Tak hanya itu, Tim Ekonomi Prabowo juga ingin mendapatkan tambahan modal dari bursa sekitar US$ 300 miliar dalam lima tahun agar ekonomi negeri ini menjadi 10%. Semua ini demi mewujudkan ambisinya dimana ingin membuat rakyat bisa berdiri di kaki sendiri.

Alhasil, dari survei dilakukan Deutsche Bank AG terhadap 3.300 orang di 27 kota sebanyak 41 persen memilih Prabowo, sementara 50% ingin mencoblos Jokowi yang menetapkan pertumbuhan ekonomi lebih realistis yakni 6% dalam satu atau dua tahun mendatang dan berencana menerbitkan obligasi untuk membiayai proyek infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Jokowi belum lama ini juga menjadi satu-satunya orang Indonesia yang masuk dalam daftar 50 pemimpin gebat DUnia versi majalah Forune 2014. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Desa Harus Punya Satu Penyuluh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler