Jaringan ISIS Dirikan Masjid Dekat Kuburan

Rabu, 06 Agustus 2014 – 09:21 WIB

jpnn.com - MALANG KOTA - Jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dicurigai sudah masuk ke Kabupaten Malang. Dikabarkan, ISIS mencari relawan-relawan dari Malang untuk mengangkat senjata di Iraq dan Syria untuk melawan pemerintah mereka. Masuknya jaringan ISIS ke Malang ini menjadi pantauan Polres Malang.

Bahkan, polisi sudah melakukan penelusuran-penelusuran untuk menjelajahi sejauh mana jaringan ISIS masuk ke wilayahnya. Hanya saja, berdasarkan penelusuran koran ini, ISIS masuk ke Malang menggunakan nama Ansharul Khilafah.

BACA JUGA: 650 Hektar Sawah Terancam Kekeringan

Untuk saat ini, diduga markas Ansharul Khilafah ada di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dalam setiap kegiatannya, para pimpinan Ansharul Khilafah selalu menyerukan untuk berjihad ke Irak dan Suriah untuk membuat negara Islam. Para pemimpin Ansharul juga menampilkan video-video perjuangan ISIS kepada para jamaahnya.

Di Dau, masjid yang diduga menjadi markas Ansharul Khilafah adalah Masjid Jami Sulaiman Al Hunaishil yang berada di Gang Makam, Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Dau. Ada sejumlah temuan yang menyebutkan bahwa masjid itu menjadi markas Ansharul Khilafah.

BACA JUGA: Rano Karno Dinilai Tebar Pesona untuk Pilgub

Salah satunya adalah masjid tersebut yang membangun adalah Muhammad Romly, warga Dusun Jetis Kecamatan Dau. Romly merupakan juru bicara Ansharul Khilafah Jawa Timur yang dideklarasikan pada 20 Juli lalu. Deklarasi Ansharul Khilafah juga diselenggarakan di Masjid Jami Sulaiman Al Hunaishil.

Radar Malang (Jawa Pos Group) sempat menyambangi masjid tersebut. Letak masjid ini terbilang aneh karena berada di tengah-tengah kebun tebu yang jauh dari rumah penduduk. Tidak hanya itu, letaknya juga bersebelahan dengan makam Dusun Sempu. Masjid bercat biru ini terlihat baru dicat, tapi lantainya dipenuhi dengan debu dan kotor.

BACA JUGA: Hanya Dijatah 30 Formasi, Ogah Adakan Rekrutmen CPNS

Suwanto, Kepala Dusun Sempu mengatakan, berdirinya masjid ini memang sangat mencemaskan masyarakat. Ini karena masjid berdiri tidak berdasarkan izin tokoh masyarakat dan agama setempat. ”Kami sangat cemas, karena takut Islam garis keras masuk dusun kami,” kata Suwanto saat ditemui di rumahnya, kemarin.

Lantas Suwanto menceritakan asal-muasal berdirinya masjid ini pada September tahun lalu. Muhammad Romly datang menemui dirinya. Romly minta izin untuk membangun masjid di Sempu. ”Saya larang karena sudah ada masjid dan saya rekomendasikan izin ke tokoh masyarakat juga,” imbuhnya.

Namun, larangan dan rekomendasi Suwanto itu tidak didengarkan oleh Romly. Dia tetap ngotot membangun masjid meskipun tanpa izin warga setempat. ”Anehnya juga, yang membangun masjid adalah orang luar dusun. Dan lokasi masjid jauh dari rumah penduduk,” sambung Suwanto.

Kemarin, koran ini mencoba mendatangi rumah Romly di Jalan Mergojoyo Gang III Jetis, Dau. Namun, di rumah tersebut sama sekali tidak ada orang. Nomor telepon yang kami dapat dari Suwanto juga tidak bisa dihubungi, SMS juga tidak berbalas.

Murtaji, Kepala Dusun Jetis mengatakan, sudah sejak awal puasa lalu, Romly dan keluarganya tidak pulang ke rumah. ”Saya tidak tahu kemana perginya,” kata Murtaji.

Belakangan, Murtaji mengatakan, banyak aparat kepolisian dan tentara yang bertanya rumah Romly. ”Mungkin ada kaitannya dengan yang di berita,” imbuhnya.

Selama ini, Romly menurut Murtaji, dikenal fanatik dalam urusan agama. Selain bercelana cingkrang, Romly juga selalu menggebu-gebu jika berbicara agama. ”Pernah berpidato di masjid sini. Karena terlalu keras, kami tidak perbolehkan lagi dia berceramah,” ucap Murtaji.

Sementara itu, Aji Prasetyo, aktivis sosial Kota Malang yang tahu seluk-beluk Ansharul Khilafah mengatakan, saat deklarasi 20 Juli lalu, dirinya menurunkan dua orang untuk menjadi pengintai acara Ansharul Khilafah. ”Kami dapat undangan dari Facebook,” kata pria yang juga komikus tersebut.

Hasilnya, indikasi kalau Ansharul Khilafah dekat dengan ISIS bukan hisapan jempol. Sebab, di sela-sela deklarasi, diputar video soal perjuangan ISIS dan pimpinan Ansharul Khilafah mengajak undangan yang hadir berjihad ke Irak. ”Yang datang sekitar seratus orang. Ajakan itu jelas, dan sasaran selanjutnya adalah Indonesia untuk dijadikan negara Islam. Tindakan ini kan makar, makanya kita mata-matai,” ujar Aji.

Adanya jaringan ISIS di Malang juga mendapatkan perhatian dari Kapolres Malang AKBP Adi Deriyan Jayamarta.

Menurutnya, perkembangan gerakan yang dianggap radikal itu selalu dia ikuti. ”Dari info yang saya dapat memang ada upaya untuk datang ke wilayah Kabupaten Malang, tapi ada penolakan dari warga,” kata Adi.

Sementara itu, Kasat Intel Polres Malang AKP Suwoco memastikan bahwa pergerakan ISIS tidak masuk ke Kabupaten Malang. ”Dari pantauan kami, masih belum ada yang mengarah ke Kabupaten Malang,” tegas dia. Informasi yang merebak beberapa hari terakhir juga diikutinya. Diakui olehnya, kala itu, pergerakan terjadi di salah satu masjid yang ada di Kota Malang. Mendapat tentangan dari warga, massa kemudian melanjutkan kegiatan dengan salat bersama di masjid UMM Malang. Baru setelah itu, kegiatan dilanjutkan di Kecamatan Dau. Namun, sama seperti yang dialami sebelumnya, gerakan ISIS mendapat penolakan dari warga sekitar masjid. (riq/by/c1/fir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Ustadz di Ciamis Beri Dukungan ke ISIS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler