Jaringan Mubaligh Muda Indonesia Mengomentari Pidato Moeldoko

Selasa, 30 Maret 2021 – 13:35 WIB
Moeldoko. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI) Irfaan Sanoesi mengatakan, terorisme merupakan puncak dari politisasi agama. 

Karena itu, Irfaan menyambut baik pandangan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang sebelumnya menyoroti masalah radikalisme dan terorisme di Indonesia.  

BACA JUGA: Kisruh Partai Demokrat Memanas, Hinca Panjaitan Tantang Moeldoko Bernyanyi

JAMMI kemudian mengajak para elite politik agar bijak dalam berkampanye dan menghindari politisasi agama yang akan mengancam keutuhan bangsa.

Menurutnya, aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makasar, pada Minggu (28/3) kemarin, merupakan bukti, gerakan terorisme masih ada di Indonesia.  

BACA JUGA: Kabar Baik untuk Pemerintahan Jokowi, Buruk bagi Moeldoko

“Pidato Pak Moeldoko beberapa waktu lalu saya kira sangat relevan mengenai ancaman radikalisme dan terorisme. Intinya, agar berkompetisi di berbagai level pemilu secara sehat, jujur, dan adil. Harus menghindari politisasi agama karena akan merusak tatanan sosial dan keutuhan bangsa,” ujar Irfaan dalam keterangannya, Selasa (30/3).

Menurut Irfaan, terorisme berasal dari sikap radikal yang menganggap selain kelompoknya adalah salah. 

BACA JUGA: ES Pesan Layanan PSK, Bertemu di Kamar Hotel Sebentar, Langsung Kabur ke Kantor Polisi

"Mereka sudah dicuci otaknya sedemikian rupa, sehingga berani melakukan aksi di luar nalar. Menebar ketakutan dan teror kepada semua orang. Radikalisme dan terorisme merupakan ancaman yang benar-benar nyata bagi kemajemukan bangsa Indonesia,” katanya.

Irfaan meyakini, setiap agama akan selalu mengajarkan cinta dan kasih sayang. 

Baginya, orang yang beragama tentu mengedepankan cinta, sehingga akan menyayangi sesama. 

Karena itu, ia menyayangkan pelaku bom bunuh diri Katedral Makassar menggunakan atribut muslim sehingga merusak citra Islam.

“Menjaga citra Islam adalah bagian dari maqashid syariah. Islam adalah agama rahmat tak hanya bagi manusia, melainkan bagi seluruh alam semesta. Namun para teroris memutarbalikannya," katanya.

Irfaan lebih lanjut mengatakan, pelaku bisa saja mengaku muslim. Namun sama sekali tidak mewakili Islam maupun umat muslim. 

"Mereka adalah korban dari paparan ideologi kematian yang sangat berbahaya bagi kehidupan dan kemanusiaan,” katanya.

JAMMI mengajak segenap dai maupun mubalig di seluruh Indonesia menyampaikan pesan damai dan penuh kasih sayang. 

JAMMI juga mengimbau agar ceramah-ceramah di televisi saat memasuki bulan puasa, mengusung thema Ramadan yang membahagiakan dengan cinta dan kasih sayang. 

Bukan ceramah yang marah-marah dan penuh provokasi.

“Beberapa hari ke depan, umat muslim akan menyambut Ramadan. JAMMI menghimbau pemilik media televisi mengedepankan mubaligh yang berkompeten, ramah, dan mengajak pada kebaikan. Kita cukup sulit menghadapi masa pandemi yang serba sulit," pungkas Irfaan. (gir/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler