jpnn.com, JAKARTA - Elektabilitas pasangan Jarot-Mokhlis di Pilkada Sumbawa 2020 dinilai hampir mengimbangi Mahmud Abdullah-Dewi Noviany. Jarot-Mokhlis memperoleh 21,4 persen sedangkan Moh-Novi 24,3 persen.
Dari survei, menunjukkan Jarot-Mohklis berpeluang besar mengejar ketertinggalan dan bahkan mengungguli elektabilitas Mahmud-Novi.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 dan Duta Perubahan Perilaku Mulai Mengantisipasi Klaster Pilkada
Hasil itu berdasarkan hasil survei Pilkada Kabupaten Sumbawa 2020 yang dikeluarkan Pusat Polling Indonesia (Puspoll Indonesia).
Survei ini juga menguji respons masyarakat terhadap debat publik pertama paslon yang dilakukan oleh KPU Sumbawa.
BACA JUGA: Kenalkan Sirekap, Penopang Demokrasi Berbasis Digital di Pilkada 2020
"Mayoritas publik yang menyaksikan langsung debat dan menonton tayangan video debat, mengatakan pasangan Jarot-Mokhlis lebih unggul dibandingkan dengan pasangan lain," kata Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja, saat dikonfirmasi, Minggu (28/11).
Dengan sisa waktu kurang dari sebulan menjelang pencoblosan, Muslimim memprediksi pertarungan tinggal menyisakan dua paslon saja, yakni Mahmud-Novi dan Jarot-Mokhlis yang akan bersaing ketat.
BACA JUGA: Ingat, Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 Wajib Terapkan Protokol Kesehatan
"Karena dari sisi tren, elektabilitas paslon Jarot-Mokhlis terus mengalami kenaikan. Sementara pasangan Mahmud-Novi cenderung mengalami penurunan elektabilitas," katanya.
Survei digelar dengan melibatkan 1.200 responden pada 13-19 November 2020. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka serta simulasi pencoblosan kertas suara.
Survei menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dukungan terhadap program Jarot-Mokhlis sendiri juga datang dari tokoh nasional. Sejumlah pihak sebelumnya mendukung dan memuji ide serta program Jarot-Mokhlis.
Sebagai contoh, Juru Bicara Wakil Presiden Maruf Amin Masduki Baidlowi mendukung penuh program Magrib Mengaji yang akan diterapkan Jarot-Mokhlis jika dipercaya menjadi orang nomor satu di Sumbawa.
"Mengaji habis maghrib itu kan tradisi lama, zaman sebelum ada televisi, radio, gadget. Kalau dulu orang setelah maghrib mengaji, sekarang nonton tv, main HP dan game online, jadi kalau itu mau dihidupkan lagi, saya kira baik sekali, saya sangat mendukung," tuturnya.
Kemudian, program insentif guru mengaji. Selanjutnya, keinginan Jarot-Mokhlis menjadikan Sumbawa sebagai setra pakan ternak nasional. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga