Jasa Mak Comblang Diperlukan

Rabu, 06 Februari 2013 – 09:39 WIB
BIREUEN - Terkuaknya kasus prostitusi alias pelacuran di Kota Bireuen cukup menggemparkan. Pasalnya, jaringan bisnis esek-esek tersebut dikabarkan sudah berlangsung lama dan sangat rapi.

Jadi wajar saja penikmat syahwat kini kalang kabut, setelah lapak yang dijadikan tempat hubungan intim terbongkar.

Dari penelusuran Metro Aceh (Grup JPNN), tak mudah untuk membooking cewek-cewek panggilan di Aceh.

Apalagi kota Serambi Mekkah ini sangat kental dengan nuansa islami, lain halnya dengan kota-kota metropolis di Indonesia. Meski demikian bukan artinya gadis-gadis yang bisa dipakai sebagai teman tidur itu tak ada.

"Cara mendapat hubungan dengan mak comblang itu yang susah, karena mereka yang tau seluk-beluk abg-abg panggilan di Bireuen," terang sumber Metro Aceh.
Terbukti, aparat kepolisian pun membongkar jaringan mesum ini lewat penyamaran sebagai konsumen alias pelanggan. 

"Kalo tak demikian, tidak mungkin bisa sepak terjang sindikat ini tercium. Mereka ceroboh karena sering melakukannya di satu tempat, tidak berpindah-pindah. Sehingga masyarakat juga punya andil untuk membocorkan informasi tersebut," terang sumber.

 Menyikapi informasi terbongkarnya perdagangan manusia (traficking) dan sindikat pelaku prostitusi ini, Bupati Bireuen H Ruslan M Daud mengaku sangat prihatin dengan perilaku buruk remaja sekarang. Terutama, aktifitas seks bebas yang kini mengancam generasi muda akibat lemahnya pengawasan orang tua.

Kendati Pemkab Bireuen segera merespon peristiwa ini dengan berbagai cara, guna mencegah terulangnya peristiwa serupa serta melindungi masyarakat dari jerat maksiat. Namun, dia menghimbau setiap orang tua senantiasa mampu menjaga dan mengawasi putera-puteri mereka, dalam berbagai aktifitas yang tidak baik akibat pengaruh lingkungan.

Selain itu, Ruslan mengharapkan para orang tua mengikuti perkembangan pendidikan anak, serta selalu mendampingi mereka dalam setiap kegiatan diluar rumah.

Sehingga, mampu melindungi buah hati mereka dari berbagai ancaman yang dapat menjerat dan merusak akhlak generasi bangsa ini. Termasuk ajakan bagi para wanita muda untuk di pekerjakan ke luar negeri.

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan pengembangan petugas Polres Bireuen, enam tersangka jaringan prostitusi anak di bawah umur kini harus meringkuk dalam jeruji besi. Lima diantaranya wanita diduga menjadi germo, serta seorang kakek berusia 62 tahun sebagai penikmat tubuh ABG serta mucikari.

Selain itu, belasan siswi SLTP yang menjual diri yang dianggap korban traficking, dikembalikan kepada orang tua mereka. Informasi yang diperoleh Metro Aceh, lima wanita tersangka sindikat prostitusi sekaligus penjaja cinta itu yakni, MR alias MM (36) warga Meunasah Capa, RJ (21) mahasiswi warga Meunasah Dayah, RSD (18) warga Pulo Kiton, DA (18) warga Kommes, AS (36) IRT warga Pulo Kiton. Sedangkan seorang konsumen Haji A (62) kontraktor warga Plimbang, juga ikut diamankan petugas bersama para mucikari.(bah)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Sadis, Istri Dibacok Demi Tutupi Hutang

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler