Kepala Bagian Manajemen Lalu Lintas PT Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol mengatakan, kontrak Jasa Marga sebagai operator jembatan tersebut sudah berakhir bulan September lalu. Sekarang sedang melalui proses tender dengan pihak pemerintah dalam kontrak enam tahun ke depan. Belum ada kesepakatan, sebab masih banyak yang perlu dibicarakan. Misalnya, masalah ketentuan pemeliharaan fasilitas lain seperti penerangan jalan umum.
Kepala Gerbang Tol Suramadu Suharyono menambahkan, peluang Jasa Marga untuk melanjutkan kontrak tersebut terhitung besar. Pasalnya, santer terdengar peserta tender yang mendaftar sampai saat ini hanya Jasa Marga. Menurutnya, pihak swasta tak ada yang tertarik sebab sistem kontraknya sebagai operator berupa nilai kesepakatan awal, bukan bentuk pembagian laba.
Dia mengaku, Jasa Marga hanya mendapat Rp 10,8 miliar sebagai upah menjadi operator dalam 1,5 tahun terakhir. Itupun, bisa didapat setelah masa kontrak selesai. "Selama pengoperasian, pemasukan harus kami setor langsung ke rekening pemerintah. Sedangkan pengeluaran kami seperti gaji 89 karyawan harus kami tanggung dulu," jelasnya.
Padahal, potensi perkembangan arus di jembatan tol Suramadu cukup tinggi. Menurut Suharyono, kendaraan yang tiap hari melalui ikon jatim itu sekitar 43 ribu kendaraan. Angka tersebut terdiri dari kendaraan roda dua sebanyak 70 persen dan roda empat sebanyak 30 persen. "Kalau hari libur bisa mencapai 50 ribu kendaraan dalam satu hari," tambahnya.
Namun, Jasa Marga masih ingin melanjutkan kontrak tersebut. Karena merupakan salah satu wujud public service obligation (PSO) yang menjadi tanggung jawab BUMN. "Apalagi, balik modal proyek tersebut setelah saya hitung lebih dari 50 tahun lagi. Jadi, untung juga masih jauh," jelasnya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nissan Perkuat Jaringan di Surabaya
Redaktur : Tim Redaksi