jpnn.com, JAKARTA - Ganda campuran anggota pelatnas utama Hafiz Faizal / Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti memang makin mantap di jajaran delapan besar dunia. Namun, belum pernah menjadi juara turnamen BWF.
Saat ini, ketika kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 bergulir, dua pasangan itu juga yang jadi tumpuan. Praveen mengakui, hilangnya sosok Butet (sapaan Liliyana Natsir) membawa dampak. Kini dirinya, plus Melati, serta Hafiz / Gloria harus berjuang untuk mengembalikan kejayaan ganda campuran. Namun, pemain yang akrab disapa Ucok itu tidak menjadikan hal itu sebagai beban.
BACA JUGA: Timnas Angkat Besi Kejar Kuota Olimpiade 2020 via Kejuaraan Dunia
"Kalau dibilang beban sih enggak. Kami (ganda campuran) sudah sama-sama saling mengerti. Ini saatnya kami membuktikan diri kalau ganda campuran itu masih ada," kata Ucok.
Ganda campuran, menurut dia, harus seperti ganda putra. ''Ganda putra sudah memiliki pelapis yang kualitasnya tak kalah jauh. Kami juga terpacu bisa melakukan hal yang sama,'' ujarnya.
BACA JUGA: Erick Thohir: SEA Games 2019 Sasaran Antara, Fokus Olimpiade 2020
Menurut Ucok, selama ini Butet dan Owi—sapaan Tontowi—menjadi patokan mereka untuk mengevaluasi diri. Kini sepeninggal Butet, dia masih memiliki Owi sebagai tempat berbagi. Salah satu topik diskusi mereka adalah fakta bahwa ganda campuran menjadi satu-satunya sektor yang belum menyumbang gelar tahun ini.
Sejauh ini, ganda putra masih leading dengan lima gelar. Ganda putri, tunggal putra, dan bahkan tunggal putri yang paling lemah, masing-masing sudah menghasilkan satu gelar. Ucok sangat menyadari hal tersebut. Namun, dia memasang target yang lebih panjang. Yakni Olimpiade. Dia mengejar posisi lima besar tahun ini, supaya tiket ke Tokyo terjamin.
BACA JUGA: Sudirman Cup 2019: Indonesia Tidak Perlu Takut Sama Jepang!
(Baca Juga: Cerita Seru Praveen / Melati Usai jadi Penentu Langkah Indonesia ke Semifinal Sudirman Cup 2019)
"Dari pelatih (Richard Mainaky, Red) tidak menargetkan kami harus seperti apa. Terserah kami. Namun, pemain mana sih yang mau kalah?" kata Ucok.
Richard membenarkan cara berpikir anak didiknya. Saat ini, yang paling penting adalah mendapatkan tiket ke Olimpiade. Setiap negara bisa mengirim dua pasangan ke multievent paling prestisius tersebut. Richard berencana memenuhi jatah kuota dua pasangan tersebut.
"Kalau dulu ada Owi / Butet dan Praveen / Debby Susanto. Kalau sekarang generasi muda. Jadi jangan bicara membebani mereka ya," ucap Richard.
Selain Praven / Melati dan Hafiz / Gloria yang menjadi andalan, Richard juga memberi perhatian khusus buat pasangan baru Owi / Winny Oktavina Kandow. Saat ini, Owi / Winny masih terjebak di peringkat 41 dunia. Target Richard, tahun ini mereka bisa menembus 12 besar. "Dengan begitu mereka bisa ikut bersaing," imbuhnya.
Untuk mendongkrak poin, Owi / Winny harus lebih banyak turun dalam kejuaraan. Mereka tidak mendapat kesempatan bermain dalam Piala Sudirman 2019 lalu. Maka, Australian Open pekan depan jadi kesempatan terbaik mereka untuk mengejar. "Kalau dihitung poin itu memang mereka memang harus bermain di Australia nanti. Kemudian langsung bisa main di Indonesia Open, Jepang, dan Thailand,'' rinci Richard.
Dalam Australian Open 2019 mulai Selasa nanti (4/6), tiga pasangan tersebut akan turun. Bahkan Hafiz / Gloria dan Owi/Winny berkesempatan bertemu pada babak kedua. Secara umum, persaingan akan lebih terbuka lantaran pasangan terbaik dunia, Zheng Siwei / Huang Yaqiong (Tiongkok) absen. (gil/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Seru Praveen / Melati Usai jadi Penentu Langkah Indonesia ke Semifinal Sudirman Cup 2019
Redaktur : Tim Redaksi