jpnn.com, JAKARTA - Bawang merah dan cabai merupakan komoditas sayuran yang mutlak dibutuhkan setiap hari untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri seperti hotel, restoran, dan katering (Horeka). Hampir semua masakan Indonesia menggunakan bumbu bawang merah dan cabai di dalamnya.
Sesuai Arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman bahwa untuk mencukupi kebutuhan komoditas cabai dan bawang merah dalam negeri maka harus dipastikan ketersediannya selalu memadai sepanjang tahun. Karena itu, manajemen tanam menjadi salah satu kebijakan mendasar yang perlu diterapkan mengingat komoditas bawang merah dan aneka cabai merupakan komoditas bernilai ekonomis tinggi yang tidak dapat disubstitusi dengan komoditas lain.
BACA JUGA: Sektor Pertanian Kontribusi Wujudkan Nawacita Pemerintah
Dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi dan kemandirian pangan, termasuk di dalamnya untuk komoditas bawang merah dan aneka cabai, sektor-sektor strategis perlu digerakkan. Di Provinsi Jawa Tengah, sektor pertanian menjadi tumpuan hajat hidup sebagian besar penduduknya.
Tak dapat dipungkiri lagi, sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian Jawa Tengah. Peran strategis tersebut tergambar dalam kontribusi nyata melalui penyediaan bahan pangan hortikultura khususnya aneka cabai dan bawang merah.
BACA JUGA: Alsintan Tekan Biaya Olah Tanah Cabai Hingga 90 Persen
Akan hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menggelar pertemuan koordinasi wajib tanam pelaku usaha hortikultura di Semarang, Senin (20/8/2018). Hadir Dirjen Hortikultura, Suwandi, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Astuti, dan para pelaku usaha.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Astuti, Jawa Tengah mempunyai potensi lahan untuk pengembangan bawang merah dan aneka cabai. Jawa Tengah merupakan produsen bawang merah terbesar di Indonesia. Produksi bawang merah di Jawa Tengah tahun 2017 sebesar 476.337 ton atau memberikan kontribusi 32 persen terhadap produksi nasional bawang merah.
BACA JUGA: Kementan Bantah Isu Impor Sapi Meningkat dengan Data
“Adapun produksi cabai besar sebesar 195.570 ton dan cabai rawit 148.139 ton. Produksi ini memberikan kontribusi terhadap produksi nasional cabai besar 16 persen dan cabai rawit 13 persen,” kata Yuni Astuti di Semarang, Senin (20/8).
Untuk cabai besar, dikatakan Yuni, produksi Jawa Tengah adalah yang terbesar kedua setelah Jawa Barat, sedangkan produksi cabai rawit Jawa Tengah adalah yang terbesar ketiga setelah Jawa Timur dan NTB. Dengan tingginya potensi pengembangan bawang merah dan aneka cabai ini, perlu dukungan pemerintah berupa teknologi budidaya agar produksi dan produktivitasnya semakin meningkat.
“Lokasi sentra pengembangan bawang merah di Provinsi Jawa Tengah berada di Kabupaten Brebes, Demak, Pati, Kendal, Tegal, Grobogan, dan Temanggung. Adapun lokasi sentra pengembangan cabai besar berada di Kabupaten Temanggung, Magelang, Banjarnegara, dan Brebes, sedangkan lokasi sentra pengembangan cabai rawit di Kabupaten Boyolali, Temanggung, Magelang, dan Brebes,” sebutnya.
Lebih lanjut, Yuni mengungkapkan untuk ketersediaan bawang merah, produksi Jawa Tengah sudah mampu mencukupi kebutuhan lokal. Bawang merah dan aneka cabai dari Jawa Tengah juga dipasarkan untuk memasok Pasar Induk Kramat Jati. Bahkan pada beberapa tahun ini, bawang merah dari Jawa Tengah juga sudah diekspor, diantaranya ke Thailand dan Singapura.
“Hal ini menjadi bukti bahwa bawang merah Jawa Tengah mampu menjadi penyangga nasional, bahkan diekspor untuk kebutuhan internasional,” ungkap dia.
Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menerangkan dalam rangka mendukung pengembangan bawang merah dan aneka cabai di Provinsi Jawa Tengah, Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura memberikan bantuan dukungan APBN Tahun Anggaran 2018 sebesar 1.080 ha untuk bawang merah atau senilai Rp 43,2 miliar, dan 2.280 ha untuk aneka cabai atau senilai Rp 68,4 miliar.
“Kementan memberikan dukungan berupa bantuan benih dan sarana produksi. Untuk teknologi budidaya, diantaranya kami merekomendasikan penggunaan sungkup plastik atau rain shelter sebagai antisipasi penanaman bawang merah dan aneka cabai pada saat musim hujan,” terang dia.
Menurut Suwandi, dengan penanaman yang dapat dilakukan sepanjang tahun, ketersediaan bawang merah dan cabai diharapkan aman sehingga harga stabil sepanjang tahun. Per tanggal 19 Agustus 2018, terpantau harga bawang merah di Jawa Tengah di tingkat petani stabil sebesar Rp 10 hingga Rp 15 ribu per kg.
“Begitu pun harga komoditas lainya stabil yakni harga cabai rawit merah Rp 14 sampai Rp 19 ribu dan cabai merah keriting Rp 14 sampai Rp 17 ribu,” tandasnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dengan Program Ini, Kementan Dongkrak Populasi Sapi Lokal
Redaktur : Tim Redaksi