Jateng-Jogja Jadi Kota Pengungsi

Minggu, 07 November 2010 – 07:01 WIB
Bantuan untuk pengungsi korban Merapi datang dari berbagai penjuru. Pakaian pantas pakai, obat obatan, sanitasi dan makan.Bahkan beberapa produk susu juga nampak dibagikan relawan dengan melimpah. Tampak pengungsian di Stadion Maguwoharjo, Sleman 6 November 2010. Foto: Boy Slamet/Jawa Pos

JOGJA - Aktivitas Merapi yang semakin tidak menentu dan masih mencekam hingga kemarin (6/11) membuat kondisi di sebagian daerah di Jawa Tengah (Jateng) dan Jogja dipenuhi pengungsiHingga kemarin, dari data sementara yang dihimpun Jawa Pos, jumlah pengungsi sedikitnya 146.440 orang

BACA JUGA: Usul 500 CPNS, Disetujui 295

Itu pun hanya di tiga kabupaten: Klaten, Boyolali, dan Sleman.

Para pengungsi rata-rata takut dengan amuk wedhus gembel (awan panas) Merapi yang kian liar gerakannya belakangan ini
Sejak meletus cukup dahsyat pada Jumat dini hari lalu (5/11) hingga tadi malam Merapi masih menyemburkan awan panas

BACA JUGA: Hasil Lobi, Lulusan SMA Masuk Formasi CPNS

Bahkan, kemarin pagi (6/11) gunung berapi teraktif di dunia itu meletus dua kali


Dari catatan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta, kemarin tercatat 20 kali gempa vulkanik

BACA JUGA: Anggota Polisi Tewas Diterkam Awan Panas

Tremor dan awan panas dicatat berentetan"Sudah tak terhitung lagiIntinya terus-menerus," kata Kepala BPPTK SubandriyoBila dihitung sejak Kamis (3/11), Merapi sudah meletus tiga hari berturut-turut

Kengerian terhadap aktivitas Merapi juga terlihat ketika kemarin, di tengah semburan wedhus gembel, sesekali muncul kilatan api setinggi tiga ribu meter (tiga kilometer) yang muncrat secara vertikal dari MerapiHal ini disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PV-MBG) SuronoDia mengatakan, kilatan api itu muncul sekitar pukul 11.51Kilatan api itu mengarah ke barat, utara, dan timurSuara gemuruh juga masih terdengar hingga radius sekitar 10 kilometer.

Soal jenis kegempaan, kata dia, dua hari ini tidak terjadi gempa vulkanis maupun multifaseIni berbeda dengan 4 November lalu yang masih tercatat 20 kali gempaNamun, gempa tremor terus berentetan"Semburan awan panas dan guguran juga berentetan," jelasnya.

Lantaran aktivitas masih tinggi, material erupsi terus mengalir di sepanjang alur sungai yang berhulu di Gunung MerapiTingginya intensitas hujan di lereng Merapi berpotensi terjadi banjir lahar"Hingga kini masih diterapkan status Merapi awas level empat," tandasnyaAncaman awan panas dan lahar bisa mencapai 20 kilometerKarena itu, pihaknya menganjurkan agar daerah di lereng Merapi mengungsikan warganya ke radius di luar 20 kilometer dari puncak(ano/un/oh/nan/jpnn/ c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru 11 Jenazah Teridentifikasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler