Jateng Punya Sistem Aplikasi Baru untuk Menyelesaikan Masalah Kemiskinan

Selasa, 02 Maret 2021 – 19:53 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo dalam rapat Evaluasi Desa Dampingan Tahun 2020 dan Koordinasi Rencana Pelaksanaan Desa Dampingan Tahun 2021. Foto: Instagram Ganjar Pranowo

jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengentaskan kemiskinan di wilayah tersebut. Salah satunya meluncurkan aplikasi Sistem Pelaporan Online Corporate Social Responsibility (Silap CSR), Selasa (2/3).

Aplikasi berbasis web itu akan memudahkan pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam memantau rencana kegiatan maupun pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan, BUMN maupun BUMD.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Gibran dan Menantu Jokowi Mulai Beraksi, Rocky Gerung Bereaksi Keras, Ada yang Datangi Paspampres

“Kami meresmikan, mudah-mudahan Silap-CSR bisa terkonsolidasi dengan baik,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai peluncuran dan rapat Evaluasi Desa Dampingan Tahun 2020 dan Koordinasi Rencana Pelaksanaan Desa Dampingan Tahun 2021.

Menurut Ganjar, pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah sudah dilakukan melalui sejumlah program, salah satunya adalah Desa Dampingan, Satu OPD Satu Desa.

BACA JUGA: Pak Ganjar Dorong UGM Mempercepat Proses Produksi GeNose-19 Massal

Untuk saat ini sudah dilakukan evaluasi terhadap program tersebut.

“Ini Pak Wagub sudah melakukan evaluasi untuk tiap OPD yang mendampingi desa miskin. Rasa-rasanya hasilnya ada, tetapi belum menggembirakan, karena ada Covid-19. Jadi ke depan gerakannya perlu dilebarkan,” tambahnya.

BACA JUGA: Hari Libur, Pak Ganjar Tetap Rutin Memeriksa Titik-Titik Rawan Banjir Jateng

Gubernur meminta OPD untuk bisa menjembatani kerja sama pihak lain, seperti BUMN, BUMD, perguruan tinggi, dan perusahaan untuk turut membantu dalam penanganan kemiskinan.

“Untuk Dinsos menyiapkan data paling valid, komunikasi dengan Mensos kalau perlu sampai wapres dan prioritaskan mereka (desa) yang berada di paling bawah,” terangnya.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menuturkan evaluasi kali ini sebenarnya untuk merumuskan lebih dalam terkait program pendampingan desa oleh OPD. Sebab, sejak tahun lalu, Covid-19 menjadi kendala utama.

“Sebenarnya sudah ada penurunan, tapi karena pandemi Covid-19 ada kenaikan dari 750 desa menjadi 764, karena kondisinya seperti ini. Jadi, kita benar-benar assesment lagi,” tegas dia.

Pihaknya berkomitmen akan menggenjot untuk menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Selain pendampingan Satu OPD satu Desa, juga melalui SILAP-CSR yang telah diluncurkan

“Jadi aplikasi ini untuk memudahkan kami mengarahkan CSR dalam membantu penanganan kemiskinan di Jawa Tengah. Bukan mengambil, tetapi mengarahkan ada berapa nominal dan akan diarahkan ke bidang apa,” jelasnya.

Yasin juga menjelaskan program yang dijalankannya bukan hanya dilakukan untuk fisik, melainkan pemberdayaan. "Bukan hanya bantuan RTLH, jambanisasi tapi juga pemberdayaan dan pelatihan-pelatihan,” pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler