Kepala Dinas Peternakan Jatim Maskur mengatakan sapi perah impor akan menyusul masuk pada kuartal keempat tahun ini. Saat ini sedang finalisasi proses izin impor. "Diperkirakan akhir Oktober mulai masuk sapi perah impor dari Victoria Australia secara bertahap," katanya Selasa (3/9).
Dia menguraikan, dari total jumlah tersebut dinas peternakan memasang target impor sejumlah 400-600 ekor sapi dengan dana Rp 17,5 miliar. Dikatakan, program pengadaan sapi perah tersebut berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya mengandalkan pemberian kredit ringan bagi peternak.
"Nah, kali ini kami tidak hanya memberikan subsidi bunga lewat kredit usaha pembibitan sapi, sehingga peternak hanya menanggung lima persen selama lima tahun. Melainkan, juga menyediakan dana untuk pengadaan sapi impor," urainya.
Selain pihaknya, bertindak sebagai importasi ialah kalangan industri pengolahan susu dengan jumlah 2.000 ekor sapi perah. Maskur menguraikan, impor tersebut bagian dari kegiatan budidaya yang dilakukan oleh dua industri pengolahan susu di jatim. Nantinya, industri akan bermitra dengan peternak dalam kegiatan budidaya.
Dia menuturkan, impor tersebut ditujukan untuk menambah jumlah sapi yang saat ini tercatat hanya 296 ribu ekor. Sedangkan, hasil perhitungan menunjukkan jatim memerlukan tambahan 50 ribu ekor sapi perah. "Nah, kami mengalokasikan 20 ribu ekor dari impor selama lima tahun, sisanya 30 ribu diusahakan dari peternakan lokal," jelasnya.
Disebutkan, ke depan sapi impor tersebut untuk memenuhi mendongkrak volume produksi susu segar. Saat ini produksi susu segar hanya 1 juta ton per hari. Padahal, produksi ideal untuk memenuhi kebutuhan sebesar 2 juta ton per hari. "Kami harapkan tidak lama setelah sapi impor masuk, sekitar 5-7 bulan sudah bisa memproduksi susu segar," terangnya. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan: Indonesia, Raksasa Ekonomi Dunia Tahun 2027
Redaktur : Tim Redaksi