Jatim Venture Garap UMKM Nonbankable

Sabtu, 08 April 2017 – 01:04 WIB
Ilustrasi UMKM. Foto: Radar Kudus/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Potensi pembiayaan pelaku usaha mikro kecil dan menengah masih terbuka.

Karena itu, lembaga keuangan bukan bank membidik segmen pembiayaan tersebut. Salah satunya, menyasar pelaku usaha UMKM yang belum bankable.

BACA JUGA: Perbankan Diminta Genjot Kredit Lunak untuk UMKM

Dirut Jatim Ventura Hartono Wanisee menyatakan, masih banyak UMKM yang tidak bankable.

Mereka sulit mengajukan kredit ke bank karena tidak sesuai persyaratan yang ditetapkan, terutama agunan.

BACA JUGA: Kembali Gunakan Dana CSR untuk Renovasi Lokbin PKL

’’Misalnya, BPKB. Itu tidak diterima. Selanjutnya, modal ventura seperti kami masih bisa menerima,’’ ujar Hartono, Kamis (6/4).

Dalam pembiayaan, Jatim Ventura memiliki beberapa skema.

BACA JUGA: 800 Orang Ikuti Seminar Kewirausahaan Pegadaian

Salah satunya, membiayai pelaku UMKM melalui program kemitraan bina lingkungan (PKBL).

’’Dulu plafon untuk UMKM di bawah Rp 5 juta kami terima, tapi sekarang minimal Rp 20–Rp 25 juta,’’ jelasnya.

Ada juga pembiayaan secara komersial yang mengikuti ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) 20 persen.

Saat ini, ekuitas perseroan mencapai Rp 60 triliun sehingga besaran dana maksimal yang bisa dialokasikan untuk pembiayaan sekitar Rp 12 triliun.

Hingga triwulan pertama 2017, Jatim Ventura menyalurkan pembiayaan Rp 50 miliar.

’’Hampir seratus persen nasabah kami adalah UMKM,’’ katanya.

Jenis pembiayaannya beragam, mulai modal kerja hingga investasi.

Penyaluran pada triwulan pertama tahun ini naik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Hartono optimistis penyaluran bisa terus tumbuh hingga akhir tahun meski dibayangi pelambatan.

’’Berdasar kondisi di lapangan, agak melambat. Karena itu, kami harus berhati-hati dalam melakukan ekspansi,’’ ucapnya.

Meski melambat, sektor UMKM sendiri tumbuh jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan sektor usaha besar.

Karena itu, pihaknya berusaha agar non-performing loan (NPL) tetap terjaga. ’’NPL gross di bawah lima persen. Kalau nett, sekitar 2–3 persen,’’ jelasnya.

Untuk mencegah kredit macet, Jatim Ventura memiliki tim monitoring yang memantau dan mendampingi jika dibutuhkan.

Sektor yang banyak dibiayai adalah jasa dan perdagangan.

Sektor tersebut lebih banyak bergeliat di Surabaya maupun kota satelit seperti Sidoarjo dan Gresik.

Area penyalurannya juga mencapai Mojokerto, Lamongan, Jombang, dan Tuban.

Namun, Jatim Ventura belum menyalurkan pembiayaan di sektor pertanian dan peternakan. Sebab, risiko di bidang itu paling besar.

’’Lagi pula yang mengajukan juga tidak banyak. Makanya, kami tidak berfokus ke sana,’’ lanjutnya. (res/c22/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahana Artha Ventura Target Salurkan Rp 100 Miliar


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler