Jatuh dari Lantai 4, Tancap Besi, Mukjizat! Langgeng Masih Hidup

Senin, 21 November 2016 – 09:22 WIB
Police line. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA - Pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pembangunan ruko yang berada di kawasan Wiyung.

Di lokasi itu Langgeng, seorang pekerja, terjatuh sampai badannya menancap pada empat batang besi ulir.

BACA JUGA: Jenis KB Inilah yang Masih jadi Favorit

Sebelum musibah itu terjadi, Langgeng sedang mengaci (menghaluskan plester tembok).

"Saat mengerjakan itu, dia terpeleset, jatuh dari lantai 4," ujar Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga kemarin (20/11).

BACA JUGA: Rombongan Kemenhub Terapung di Tengah Laut, Ditolong Langsung Menghilang

Langgeng memang berada di pinggir. Begitu terjatuh, badannya langsung menancap pada besi ulir di lantai dasar.

Di lokasi, besi-besi tersebut langsung dipotong sehingga memudahkan Langgeng dibawa ke rumah sakit.

BACA JUGA: Duh, Dokter Digaji Rp 2,2 Juta per Bulan

Namun, dari berbagai foto, terlihat Langgeng dirujuk dengan besi-besi panjang masih menancap di tubuh.

Korps seragam cokelat menjelaskan, saat ini lokasi tersebut sudah dipasangi garis polisi.

Rencananya, ruko itu memang dibangun setinggi empat lantai.

Artinya, Langgeng terjatuh dari titik paling tinggi bangunan tersebut.

Saat ini pengerjaan ruko bisa dikatakan hampir rampung.

Sejauh ini, polisi sudah memeriksa tiga saksi. Salah satunya berasal dari manajemen proyek.

Shinto menyatakan bahwa pihaknya masih membutuhkan keterangan tambahan dari rekan-rekan kerja korban lainnya.

Soal kemungkinan jerat pidana, polisi dengan dua melati di pundak itu mengaku masih membutuhkan waktu.

Tidak tertutup kemungkinan satreskrim akan berkomunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Surabaya.

"Untuk tahap selanjutnya, bisa jadi akan mengarah ke sana. Sebelum diskusi dengan mereka (disnakertrans, Red), kami akan lengkapi bahan-bahan penyelidikan," tegas alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 tersebut.

Polisi akan mencari tahu proses keluar-masuknya pekerja proyek ruko tersebut.

Pengawasan pengelola proyek terhadap para pekerja akan diselidiki lebih lanjut, apakah sudah memberikan pengarahan atau belum terhadap pekerja.

Seperti diketahui, ketika tiba di rumah sakit, Langgeng cuma memakai celana dalam.

Hal itu salah satu yang akan dicari tahu oleh polisi. Mereka akan mencari tahu penyebab Langgeng tidak memakai perlengkapan keamanan yang sesuai dengan standard operating procedure (SOP) proyek.

Sebagai langkah awal, polisi akan mencari tahu lebih dulu tentang hal tersebut dari orang-orang di sekitar proyek.

Sebab, Langgeng belum bisa diajak bicara. Dia masih berada dalam perawatan tim medis.

Hingga kemarin, Langgeng masih dirawat di Ruang Observasi Intensif (ROI) IGD RSUD dr Soetomo.

Belum ada yang bisa menemuinya kecuali dokter. Artinya, pria 30 tahun itu masih berada dalam pemantauan dokter.

"Pasien sudah lepas ventilator," kata Ketua Forum Pers RSUD dr Soetomo dr Urip Murtedjo SpB-KL. Hal tersebut berarti Langgeng sudah bisa bernapas spontan. Tanpa alat.

Menurut Urip, bernapas secara mandiri berarti pasien sudah jauh membaik.


Apalagi, Langgeng sempat menjalani torakotomi atau operasi di daerah dada untuk melepaskan tiga besi yang menancap.

Dengan riwayat dua besi menancap di paru-paru kanannya, sebenarnya kondisi Langgeng mengkhawatirkan.

"Dalam tiga hari sudah lepas ventilator itu baik," bebernya.

Untuk komunikasi, Langgeng belum bisa berbicara banyak. Hanya beberapa kata.

Hal itu terkait dengan luka di daerah dada.

Selain itu, Langgeng masih terengah-engah jika berbicara panjang.

 Itu, menurut Urip, juga sebuah kemajuan. Sebab, sebelumnya Langgeng berbicara dengan bahasa isyarat.

Selanjutnya, tim medis di ROI melihat reaksi tubuh Langgeng pasca pelepasan ventilator.

Alasan itulah yang menyebabkan buruh bangunan yang jatuh di salah satu proyek ruko di Wiyung tersebut tetap tinggal di ROI.

Jika kondisi Langgeng stabil hingga dua hari ke depan, dia bisa pindah ruangan.

"Kalau sudah tidak butuh alat dan tidak mengkhawatirkan, pasti pindah ke ruang rawat inap. Setelah itu, bisa pulang," jelas Urip.

Mantan kepala IGD tersebut tidak mengetahui pasti ketika ditanya soal pembiayaan.

 "Rumah sakit yang terpenting menolong dulu. Masalah biaya nanti," katanya. (did/lyn/c7/dos/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menhub Budi Sebut Bandara Sultan Thaha Jambi Seperti di Luar Negeri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler