Jatuhnya Merpati Diduga Disebabkan Cuaca Buruk

Minggu, 08 Mei 2011 – 01:23 WIB

JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama dengan KNKT dan pihak Merpati Nusantara Airlines menduga bahwa jatuhnya pesawat Merpati Nusantara Airlines di perairan Kaimana, Papua Barat disebabkan oleh faktor cuaca yang buruk di wilayah setempat.

Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Herry Bakti SGummay mengatakan, posisi jatuhnya pesawat adalah di laut

BACA JUGA: 17 Jenazah Korban Merpati Sudah Ditemukan

"Kita belum tahu  apa yang terjadi
Yang pasti cuaca pada saat itu hujan dan buruk

BACA JUGA: Pesawat Merpati MA 60 Buatan Cina

Nah, kondisi yang ada saat ini pesawat itu mendarat di laut dan pecah
Kita belum mendapatkan informasi lagi," ujarnya.

Namun laut tempat mendarat pesawat kata Herry,  cukup dalam dan  ada yang mengatakan bahwa kedalaman laut mencapai  lebuh kurang 10 meter

BACA JUGA: Bangkai Pesawat Merpati Belum Dievakuasi

"Begitu pesawat jatuh menghantam laut, langsung pecah dan  tenggelam.  Untuk korbannya sendiri, ada yang langsung ditemukan, dan sisanya mungkin masih ada yang menempel pada pesawat karena mungkin menggunakan seatbelt dan dimungkinkan ikut tenggelam ke dalam laut," paparnya.

Apakah tidak ada peringatan dari bandara sebelum melakukan penerbangan? Herry mengatakan  berdasarkan laporan dari pihak bandara  pesawat sudah berkomunikasi akan memutar dan akan masuk di runway 01, bandara Kaimana"Jadi, dalam cuaca jelek itu , pilot harus melihat runway clear dulu baru pesawat bisa turunNah, kondisi hujan ini sebetulnya bisa turun tapi harus ada standarnya.

Mengenai keterlambatan pendaratan yang diperkirakan  mendarat pada pukul 13.55 WIT, Herry menjelaskan bahwa setiap penerbangan itu pasti ada flightplannya"Keterlambatan itu mungkin disebabkan karena cuaca, sehingga menyebabkan dia harus berputar duluNah itu yang mengakibatkan adanya pebedaan waktu sedikit dari flight plan yang sudah ditentukanMungkin kalau cuaca baik pasti waktunya pas," pungkasnya.

Sementara itu, Vice President Public Relations Merpati Nusantara Airlines, Sukandi mengatakan, dalam proses pendaratan pesawat dipastikan pilot harus  melakukan circling visual karena overhead dari landasan dan ada gunung"Jadi memang harus berputar di situ sambil dia melihat landasan dengan kondisi hujanProses waktu turunnya itu kita tidak tahuApakah dia (pilot) itu melihat secara clear atau tidak karena di atas itu dalam keadaan hujanMungkin nanti kalau ketemu blackboxnya bisa kita lihat prosesnya," ujarnya.

Lebih lanjut Herry kembali menambahkan, untuk proses evakuasi jenazah korban lainnya, akan dilakukan hingga  3 kali 24 jam ke depan.  "Dalam 3 kali 24 jam ke depan, kami akan  bisa menetapkan sudah tidak ditemukan lagi jenazah korban MerpatiBerarti semuanya bisa dinyatakan meninggalTapi jika kita merujuk pada aturan, kita harus mnenemukan duluSiapa tahu besok tahu-tahu ada yang berenang ke pinggir dan masih hidupMaka itu, kita tidak bisa menyebutkan bahwa semuanya meninggal dunia," imbuhnya(cha/kyd/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, KNKT ke Papua Barat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler