Jauhkan Komite Normalisasi dari Intervensi

Senin, 18 April 2011 – 18:28 WIB
Aktivis Koalisi Independen untuk Rekonsiliasi Sepakbola Nasional (KONSEN) Effendi Ghazali, (tengah) dalam jumpa pers Konsen di pressroom Gedung DPR, Jakarta, Senin (18/4). Dalam jumpa pers tersebut hadir pula Anggota Komite Normalisasi Hadi Rudyatmo (paling kanan) dan Anggota Komisi X DPR Djamal Aziz. Foto : Arundono/JPNN

JAKARTA - Koalisi Independen untuk Rekonsiliasi Sepakbola Nasional (Konsen), meminta semua pihak yang terkait dengan kisruh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bersikap kesatria dan konsisten dengan aturan yang berlakuKonsen melihat ada pihak yang ingin menabrak aturan FIFA.

Hal itu disampaikan aktivis Konsen, Effendi Gazali, dalam jumpa pers di gedung Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (18/4)

BACA JUGA: Baru Pulih, Puyol Cedera Lagi

"Berdasarkan pengamatan Konsen, kini terdapat gejala nyata bahwa ada beberapa kelompok berbalik menentang FIFA setelah sadar bahwa keputusan FIFA tidak sejalan dengan keinginan individu atau kelompoknya
Gejala tersebut harus dihentikan karena bisa lebih merusak proses normalisasi yang saat ini tengah berlangsung," tegas Effendi Gazali dalam jumpa pers bersama sejumlah anggota Komisi X DPR RI.

Menurutnya, Konsen telah mengamati dengan seksama perkembangan yang terjadi dalam proses revolusi PSSI menuju kongres pemilihan ketua, wakil ketua dan komite eksekutif yang menurut FIFA harus terlaksana sebelum 21 Mei 2011

BACA JUGA: Persib Dipermalukan PSPS di Kandang Sendiri

Effendi menyinggung sejumlah alasan yang digunakan untuk menentang FIFAseperti nasionalisme, tidak ingin diintervensi FIFA, atau menyatakan FIFA melanggar statuta FIFA


"Alasan itu seolah-olah Indonesia berada dalam kondisi normal dan PSSI berada dalam kondisi normal, bukan dalam kondisi emergensi (darurat) yang mengakibatkan masalahnya harus dibawa ke pertemuan Komite Emergensi FIFA," ulasnya.

Konsen juga menyoroti adanya tekanan terhadap Komite Normalisasi sehingga mengambil keputusan yang keluar keputusan FIFA pada 4 April 2011 lalu

BACA JUGA: Pato Cedera, Allegri Gusar

Yaitu berubahnya status Pertemuan Silaturahmi menjadi "pra-kongres", dan berlanjut menjadi "kongres""Justru terbentuknya Komite Pemilihan yang tidak diperlukan karena FIFA menyatakan Komite Normalisasi menjalankan fungsi sebagai Komite Pemilihan," ungkap Effendi.

Yang paling mutakhir, beber Effendi, adalah tekanan yang dialami anggota Komite Normalisasi Hadi RudyantoPada Sabtu 16 April 2011, Hadi Rudiyanto yang tengah berada di rumahnya di Soli, didatangi oleh oknum militer yang memintanya menandatangani surat keputusan pencabutan 54 SK tentang sanksi yang sudah ditetapkan oleh PSSI"Bahkan Hadi juga ditelpon dengan nada marah-marah oleh oknum tertentu karena menolak melakukan hal tersebut," tandas dosen FISIP Universitas Indonesia itu.

Karenanya Konsen menyatakan kekecewaannya dan menolak tekanan maupun intervensi terhadap Komite NormalisasiKonsen berharap, semua pihak bersedia mendahulukan kepentingan bangsa sehingga PSSI tidak diberi sanksi oleh FIFA(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke China, Arema Tak Bawa Kiper


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler