Pembangunan kembali gedung tersebut telah dimulai sejak Oktober 2010. Gedung terdiri dari 10 ruangan kelas, ruang kepala sekolah, majelis guru, tata usaha, pustaka, laboratorium, komputer, laboratorium IPA dan IPS.
Pembangunan gedung sekolah yang menghabiskan dana Rp 4,1 miliar itu, lebih dikonsentrasikan pada penguatan struktur bangunan. Artinya, gedung sekolah dapat dijadikan shelter jika tsunami benar-benar terjadi.
Dalam proses pembangunannya, Direktur Jawa Pos Nany Wijaya didampingi Direktur Jawa Pos Multimedia Corporation (JPMC), Joko Intarto telah melihat secara langsung pembangunan sekolah ini, 30 Juni tahun lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Padang, Indang Dewata, kepada Padang Ekspres menyebutkan, sekolah tersebut bisa berdiri seperti saat ini berkat bantuan pembaca Grup Padang Ekspres (Jawa Pos). Sekolah itu, kini berdiri megah dengan dua lantai dan dilengkapi shelter untuk tempat evakuasi tsunami.
Bangunan sekolah itu lebih dikonsentrasikan pada penguatan struktur bangunan. Apalagi sekolah ini berada di zona merah sehingga dibangun dengan tingkat kekokohan yang diprediksi mampu menahan guncangan gempa.
SMPN 13 berdiri tahun 1967 di lahan seluas 4.935 meter dan memiliki 27 robongan belajar (rombel). Sekolah ini telah menorehkan banyak pretasi. Di antaranya, juara I sepakbola Regional Sumatera di Medan 2010, juara karate Porprov Sumbar, juara lomba matematika dan lainnya.
"Dengan dimanfaatkannya SMP tersebut, diharapkan sekolah ini mampu melahirkan lulusan andal, memiliki mutu baik dan mengharumkan nama Padang," harap Indang.(w)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Diminta Hapus Pajak Pendidikan
Redaktur : Tim Redaksi