Jawa Tengah Catat Deflasi, Ganjar: Tugas Saya Memastikan Produksinya Tetap Lancar

Kamis, 15 September 2022 – 22:13 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto dok humas

jpnn.com, JAWA TENGAH - Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi penurunan harga komoditas pangan dan nonpangan sebesar -0,39 persen pada Agustus 2022.

Bahkan, jumlah tersebut melebihi besaran deflasi nasional yang tercatat sebesar -0,21 persen.

BACA JUGA: Tinjau Rumah Sederhana Sehat, Ganjar: Masyarakat Kurang Mampu Bisa Tinggal Dengan Layak

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, ada enam wilayah mengalami penurunan sejumlah harga, yakni Cilacap Kota, Purwokerto Kota, Kudus Kota, Kota Surakarta, Semarang, dan Tegal.

Deflasi tertinggi tercatat di Kota Tegal sebesar -0,64 persen, disusul Cilacap-0,55 persen, Purwokerto dan Kota Semarang masing-masing -0,44 persen.

BACA JUGA: BEM Nusantara: Bansos Solusi Pemerintah Atasi Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Sedangkan Kudus terjadi deflasi -0,31 persen dan deflasi terendah di Surakarta dengan -0,06 persen.

Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan penyebab deflasi bulan lalu karena sejumlah komoditas, seperti bawang merah dan cabai mulai memasuki masa panen.

BACA JUGA: Ratusan Warga di Bojonegoro Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden

Selain itu, penurunan tarif angkutan udara juga memengaruhi deflasi.

Meski begitu, Ganjar mengingatkan agar jangan bersenang dahulu dengan raihan tersebut. Pasalnya, masih ada sejumlah komoditas volatile food yang hasil produksinya belum optimal.

"Tapi kalau kita lihat dari produk pangan yang bisa mempengaruhi inflasi masuk dalam kontrol kami. Karena kemarin beberapa produksinya juga tidak terlalu bagus," kata Ganjar di Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal pada Kamis (15/9).

Selain itu, Ganjar juga menyebutkan, harga komoditas yang rendah di Jawa Tengah juga bisa meroket sewaktu-waktu jika muncul gejala-gejala terjadinya inflasi.

Termasuk faktor penentu administer price atau harga yang ditentukan pemerintah juga dinilai bisa memengaruhi laju inflasi kapan saja.

Apalagi, pascapenyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu.

"Harga yang sangat rendah di Jawa Tengah itu begitu terjadi inflasi yang sangat tinggi, maka naiknya juga akan luar biasa. Maka ketika harga di kami turun, administer price dari kenaikan BBM ini juga akan mempengaruhi inflasi," jelas Ganjar.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Ganjar beserta jajarannya telah bergerak cepat dengan melakukan sejumlah upaya seperti intervensi, operasi pasar hingga menggelontorkan bantuan untuk menjaga daya beli masyarakat.

Pria 53 tahun ini juga terjun langsung ke lapangan seperti pasar, SPBU, pelelangan ikan hingga kampung nelayan untuk memastikan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dan bantuan yang diberikan juga tepat sasaran.

"Tugas saya memastikan produksinya tetap lancar, termasuk tadi mengecek BBM solar untuk nelayan. Sehingga masyarakat akan senang mendapatkan itu semua," seru Ganjar.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Laba Bersih BTN Semester I Melonjak Sebegini


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler