Jebol Plafon, Delapan Napi Kabur

Sabtu, 08 Desember 2012 – 14:49 WIB
PALANGKA RAYA - Delapan narapidana berhasil kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, Jumat (7/12) dini hari. Kini para pelaku kejahatan itu dalam pengejaran petugas Lapas yang dibantu aparat Polres dan Polsek yang diduga menjadi tujuan para nara pidana.

Para napi yang kabur ini semuanya tersandung kasus kriminal berat, hingga hukumannya melebihi lima tahun. Mereka berasal dari Kabupaten Kapuas, Kotim, Gumas, Kota Palangka Raya dan dari Provinsi Kalsel. Delapan napi itu masing-masing bernama Abdul Hamid, Almukaram, Rado, Barni, Ardiansyah, Suparman, Rudiansyah dan Basrani.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) M Musnaini, mengatakan bahwa berdasarkan laporan dari para penjaga, awalnya pelarian kedelapan narapidana ini berlangsung sekitar pukul 02.00 dini hari.  Enam orang dari Kamar 12 dan dua dari Kamar 6. Mereka merupakan penghuni Blok C dengan kasus kriminal berat.

Saat kejadian kondisi cuaca hujan lebat dan para penjaga tidak ada yang mendengar ada suara. Mereka diduga kabur melewati plafon karena kedua kamar ini bersebelahan. Setelah menjebol plafon langsung bergabung di salah satu kamar selanjutnya bersama-sama keluar menggunakan kain sarung.

"Mereka sepertinya sudah merencanakan pelarian ini. Karena saat itu sepi dan tidak ada satupun yang melihat mereka melarikan diri. Mereka kabur hanya dengan menggunakan kain sarung untuk menaiki tembok, "katanya.

Setelah mampu turun dari plafon, mereka kemudian mendekati pos dua yang saat itu memang tidak ada penjaganya. Karena jarak pos dua dan pos tiga dekat, sehingga sengaja dikosongkan. Tenaga penjaga yang ada saat ini juga sangat kurang. Apalagi pada pos tiga sudah terpantau.

Selang beberapa jam pihaknya mendapati kabar bahwa kedelapan narapidana ini kabur dan langsung melakukan pengejaran. Beberapa tim mencoba mencari melalui terminal luar kota, hingga ke Jembatan Kahayan, karena sempat ada yang melihat sekelompok orang pergi ke arah sana.

"Kami mendapat kabar ada yang melewati sepanjang Sungai Kahayan setelah mendekati mereka melarikan diri dan masuk ke dalam Kum-Kum. Mereka mencoba menghentikan beberapa mobil dan mencari tumpangan,"ucapnya.

Setelah dilakukan penyisiran hingga pagi hari ternyata sudah tidak terlihat lagi dan masuk ke dalam hutan yang berada di sekitarnya. Pihaknya juga sudah melaporkan kejadian ini ke Kanwil dan Polres, Polda Kalteng  sehingga nantinya bisa dilanjutkan ke beberapa Polsek yang ada.

Selain itu juga akan melaporkan ke Polres dimana narapidan ini berdomisili, sehingga apabila ada warga atau keluarganya yang mengetahui bisa melaporkan. Memang sebagian banyak yang kabur ini warga dari Kabupaten Kapuas, tidak menutup kemungkinan kembali ke kampung halamannya.

Keluarga Korban Kecewa
Peristiwa kaburnya delapan tahanan dari Lapas, tidak hanya membuat pihak Lapas resah. Mendengar peristiwa tersebut keluarga korban pembunuhan langsung mengecek kebenaran tersebut.

"Saya tahu ketika mendapat SMS dari salah satu teman, bahwa Ardiansyah pelaku pembunuh anak saya juga satu dari delapan yang kabur," kata Nordin (37) saat dibincangi di Lapas siang kemarin.

Nordin datang bersama dengan sanak saudaranya ke Lapas mengaku kecewa dengan peristiwa tersebut. Pihak Lapas dinilainya lalai menjaga Napi. Sebab delapan orang bukanlah jumlah yang sedikit.

Padahal Ardianyah yang juga merupakan teman anaknya baru saja menjalani hukuman sejak peristiwa pembunuhan tahun 2011 lalu. "Saya sangat kecewa, karena seharusnya dia menerima ganjaran yang setimpal. Sekarang malah bisa kabur," katanya kesal.

Nordin datang dengan etikat baik. Kepada putigas Lapas, dia mengaku siap untuk memberikan informasi kepada aparat untuk melaporkan jika menemukan pelaku serta rekannya.

Kepala Lapas M Musnani yang sebelumnya dibincangi Kalteng Pos mengaku, bahwa kasus ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian mulai dari tingkat Polda, Polres dan Polsek guna mengoptimalkan pengejaran.

Kaburnya napi katanya merupakan akibat dari kurangnya jumlah petugas lapas. "Napi berjumlah 519 sedangkan idelanya 198. Jelas overload," katanya. (son/nik/ron)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Polisi Aceh Diduga Aniaya Supir Hingga Tewas

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler