Jelang 30 September, Munarman FPI: Ingat Juga Jas Hijau

Jumat, 25 September 2020 – 10:15 WIB
Sekretaris Umum FPI Munarman. Foto: Fathan Sinaga/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengingatkan kembali soal bahanya paham komunis yang belakangan mulai berkembang lagi di Indonesia.

Hal ini dia sampaikan menjelang 55 tahun tragedi 30 September 1965 atau dikenal sebagai peristiswa G30S/PKI.

BACA JUGA: PA 212 Serukan Semua TV Putar Film G30S/PKI

Menurut Munarman, masalah komunisme ini penting untuk diwaspadai.

Karena faktanya saat ini, Indonesia sangat intensif menjalin hubungan dan friendly dengan Tiongkok yang berhaluan komunis.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Gatot Bikin Ribut soal PKI, Ganjar Marah Besar, BIN Angkat Suara

“Bahkan birokrat sipil dan militer serta partai-partai yang ada di Indonesia, belajarnya saat ini ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang berhaluan komunis,” kata Munarman, Jumat (25/9).

Salah satu contoh kebangkitan PKI, kata Munarman, banyaknya elite penguasa yang membela kepentingan Tiongkok di Indonesia.

BACA JUGA: Beredar Informasi yang Membuat Honorer K2 Lulus PPPK Kecewa

“Tenaga kerja asing (TKA) Tiongkok juga gila-gilaan mendapat kemudahan dan fasilitas serta perlindungan dari aparat negara Indonesia, sementara WNI usia produktif Indonesia disia-siakan dan banyak pengangguran,” terang Munarman.

Munarman juga meminta kepada masyarakat Indonesia kembali mengingat sejarah bahwa bangsa pernah dijajah Belanda selama 350 tahun lamanya.

“Ingat juga Jas Hijau, Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama, dalam melindungi dan menyelamatkan bangsa ini dari penjajahan bangsa asing dengan fatwa jihadnya, dari pengkhianatan komunis 1948 dan 1965,” beber Munarman.

Bangsa Indonesia, lanjut Munarman menerangkan, bisa selamat karena jasa para ulama.

Oleh karenanya penting untuk terus mengingatkan tentang bahaya komunis dan kebangkitan neo komunis.

“Karena neo komunis di seluruh dunia saat ini menggunakan strategi masuk lewat kekuasaan, mereka manfaatkan pemilu untuk kemudian setelah berkuasa mengganti Pancasila dengan Trisila dan Ekasila. Ini berbahaya sekali,” tegas Munarman.

Komunis juga melakukan propaganda melalui media sosial dengan buzer dan influencer untuk memutar balik informasi dan fakta.

“Jadi sangat penting bagi kita semua mengingatkan tentang bahaya kaum neo komunis ini,” tandas dia. (cuy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
FPI   Munarman   Munarman FPI   PKI   Komunis  

Terpopuler