jpnn.com, MEDAN - Pelatih PSMS Medan Jafri Sastra langsung mengevaluasi penyelesaian akhir timnya jelang laga tandang melawan Persita Tangerang, Minggu (22/9) mendatang.
Pasalnya, skuat berjuluk Ayam Kinantan masih sering membuang peluang di setiap laga.
BACA JUGA: Menpora Imam Nahrawi Dicegah Bepergian ke Luar Negeri
Sebelum bersua Persita, Jafri langsung menggeber penyelesaian akhir agar mampu menyapu bersih sisa laga hingga akhir musim dengan kemenangan.
Setidaknya bisa mencuri poin di laga tandang, untuk bisa bertahan di posisi 4 besar klasemen, agar lolos ke babak 8 besar, dan promosi ke Liga 1 musim depan.
BACA JUGA: Video Adegan Tak Senonoh Dua Pelajar Hebohkan Warga Tuba
Peluang yang tak mampu dimanfaatkan tersebut, terbukti pada laga terakhir PSMS saat bentrok Blitar Bandung United, Selasa (17/9) lalu. Hanya mampu bermain imbang dengan skor 1-1, menjadi hasil akhir pertandingan.
Jafri mengakui, perkembangan mental bertanding skuad besutannya, sudah cukup baik. Namun, finishing touch tetap bermasalah. Dan hal ini harus segera diantisipasi, jelang laga kontra Persita Tangerang, Minggu (22/9) mendatang.
BACA JUGA: Puluhan Hektare Kebun Sawit di Labuhanbatu Terbakar
“Finishing masih tetap bermasalah. Beberapa kali mendapat peluang gol tapi akhirnya gagal. Dari banyaknya peluang hanya satu gol yang didapat (saat lawan Blitar). Jadi memang harus berbenah lagi untuk pertandingan berikutnya,” ungkap Jafri, Rabu (18/9).
Sebelum menghadapi Blitar, Jafri mengaku sudah mengevaluasi penyelesaian akhir. Selama di Medan, dia sudah mengenjot kemampuan para penggawa PSMS soal finishing, khususnya di lini serang. Dia pun yakin, finishing akan mengalami perubahan pada laga-laga selanjutnya. Namun, pembenahan yang dilakukan tak banyak mengalami perubahan.
Di 4 laga terakhir, penggawa lini serang Ayam Kinantan belum menciptakan satu gol pun. Tri Handoko dan Ilham Fathoni yang kerap dipercaya sebagai ujung tombak, belum menunjukkan tajinya lagi. “Kalau dari segi aspek mentalitas, mereka cukup baik. Artinya masih konsisten dari laga sebelumnya. Memang finishing yang masih lemah. Makanya setelah ini, kami akan membenahi semuanya untuk laga selanjutnya,” jelas Jafri.
Sebelumnya, meski cuma meraih satu poin saat bentrok Blitar, Jafri mengaku senang, karena PSMS tak mengalami kekalahan. Menurutnya, hasil satu poin sudah cukup baik, mengingat Ayam Kinantan bermain tandang.
Jafri mengatakan, harusnya PSMS bisa mencuri poin penuh. Sempat unggul di menit 62 lewat sepakan keras Rendi Sahputra, namun kemenangan tak mampu dipertahankan, sehingga petaka penalti pun terjadi. Bek PSMS Afiful Huda, dianggap handsball oleh wasit. Padahal, diakui, tangan sang pemain berada di belakang badannya. Hanya saja, bola mengenai bahu kirinya. Wasit pun langsung menunjuk titik putih untuk Blitar.
Soal penalti tersebut, Jafri enggan berkomentar banyak. Meski begitu, dia sempat protes ke hakim garis. Karena bola tersentuh tangan dengan keadaan tidak aktif. “Dari saya enggak ada komentar soal wasit. Tanya ke wasit saja. Kalau saya cukup penyampaikan protes ke hakim garis, antara tangan aktif atau pasif. Kadang-kadang kita jadi bingung dengan posisi seperti itu,” jelasnya.
Petaka penalti itu, Jafri mengaku pasrah. Dia hanya berharap ada koreksi terhadap wasit soal keputusan, saat tangan aktif atau tidaknya ketika terkena bola. Bagaimana pun, dia cukup bersyukur tidak kalah dan bisa mencuri satu poin. “Tapi pertandingan sudah berlalu. Mudah-mudahan wasit mau mengoreksi lagi, pelatih juga,” harapnya. (bbs/saz)
Redaktur & Reporter : Budi