jpnn.com - JAKARTA - Konsumsi BBM pada Lebaran tahun ini tak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Menurut pantauan PT Pertamina, lonjakan konsumsi yang diprediksi menembus 100 kiloliter per hari ternyata tak terjadi. Konsumsi bahan bakar fosil itu diperkirakan tertekan kenaikan harga BBM baru-baru ini.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir mengatakan, perkiraan konsumsi pada arus puncak H-5 meleset. Menurut laporan yang diterima, premium yang dikonsumsi hanya 97,26 ribu kiloliter (kl). Itu 10 ribu kl lebih rendah daripada proyeksi Pertamina yang sebesar 107,97 ribu kl. Sedangkan solar hanya 66,74 ribu kl atau 5,96 persen lebih rendah daripada penyaluran harian normal 70,982 kl.
BACA JUGA: Bank Kewalahan Layani Nasabah
"Bahkan, hari Minggu turun menjadi 77 ribu kiloliter. Itu lebih rendah daripada penyaluran pada hari normal sebanyak 80 ribu kiloliter per hari," ujarnya kepada Jawa Pos Rabu (7/8).
Ali menduga, kenaikan harga BBM menjadi faktor penekan para pengguna kendaraan pribadi. Akibatnya, banyak yang memilih mudik dengan menggunakan angkutan umum. "Tahun ini kan banyak diadakan mudik gratis. Lalu, sudah banyak mobil bagus yang menggunakan pertamax. Kenaikan konsumsinya bisa sampai 50 persen," ujarnya.
BACA JUGA: Di Daerah, Daging Tembus Rp 130 Ribu
Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi mengatakan, kenaikan konsumsi BBM pada Lebaran tahun ini sebenarnya besar. Namun, karena arus mudik sudah dimulai Senin dan terbagi dalam beberapa gelombang, puncak arus mudik tak seramai seharusnya. "Tentu ada SPBU yang naik 60-100 persen. Misalnya di jalur Tasikmalaya-Ciamis, Simpang Jomin, dan Jalur Pantura," ungkapnya.
Justru yang perlu diantisipasi adalah arus balik Lebaran. Sebab, waktu arus balik dinilai cukup pendek. Karena itu, jumlah masyarakat yang balik pada waktu yang bersamaan diperkirakan meningkat. "Arus baliknya hanya Jumat sampai Minggu. Kenaikan total pada hari itu bisa 40 persen," ujarnya. (bil/c11/oki)
BACA JUGA: LPG 12 Kg Boleh Naik Kalau Inflasi Rendah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Perlu Khawatirkan Kondisi Landasan
Redaktur : Tim Redaksi