jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah tengah fokus menyiapkan 8 profesi yang diprioritaskan jelang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Hal itu mengacu pada Mutual Recognition Arrangements (MRA) yang telah ditandatangai negara-negara ASEAN.
Profesi prioritas tersebut di antaranya meliputi bidang akuntansi, teknik, survei, arsitektur, keperawatan, kesehatan, perawatan gigi dan pariwisata. Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri mengatakan, sebagai tindak lanjut kesepakatan MRA itu maka pemerintah terus berupaya memperkuat kerjasama dengan negara-negara anggota ASEAN.
BACA JUGA: Ini Persyaratan jadi Dirut Pertamina Versi Rini Soemarno
Menurut Hanif, implementasi MRA itu dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan kompetensi sumber daya manusia dengan membangun pusat pelatihan kejuruan. Selain itu, disiapkan juga pelatihan dasar untuk kompetensi dan sistem sertifikasi, akselerasi standar kompetensi nasional, serta penerapan kerangka kualifikasi nasional dan penguatan sistem kerjasama dengan lembaga yang terkait.
"Ini memang tantangan kita, karena merupakan kesepatakan internasional, mau gak mau kita harus siap. Sisa waktu yang tersedia harus kita optimalkan untuk peningkatan kompetensi dan sertifikasi profesi dari tenaga kerja kita," kata Hanif usai membuka pertemuan negara-negara anggota ASEAN untuk pengakuan keterampilan lintas batas di Jakarta, Senin (10/11).
BACA JUGA: Pasar Menanti Kepastian Harga BBM Baru
Hanif menjelaskan, diperlukan kesiapan kelembagaan, definisi standar keterampilan, regulasi nasional dan semua mekanisme pengaturan yang efektif terhadap dari sistem kualifikasi dan keterampilan untuk menghadapi MEA. Menurutnya, pelaksanaan MEA dapat menimbulkan dampak negatif terhadap dunia ketenagakerjaan di Indonesia jika tenaga kerja domestik tidak menyiapkan kompetensinya secara baik.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Pertama di Era Jokowi, MarkPlus Conference Kembali Hadir
BACA ARTIKEL LAINNYA... Investasi Pembangkit Listrik Baru, ESDM Siap Jalankan One Stop Service
Redaktur : Tim Redaksi