Honda masih menjadi pabrikan terbesar di MotoGP 2009, menurunkan enam motor dari total 17 pesertaTapi, jumlah besar bukanlah jaminan menang
BACA JUGA: Sepatu-Sepatu NBA All-Star 2009 di Phoenix
Kebanyakan terancam hanya menjadi "penggembira."Ulasan Azrul Ananda
USAI uji coba perdana 2009 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 5-7 Februari lalu, Ducati dan Yamaha masih muncul sebagai unggulan utama
Yang menarik, barisan Honda tak banyak dibicarakan
BACA JUGA: Warning Der Panzer setelah Ditekuk Norwegia
Padahal, barisan ini masih yang terbesarBACA JUGA: Ambisi Revans Prima
Lebih dari sepertiga barisan MotoGP 2009 (total 17 motor) menunggangi motor Honda).Kalau diperhatikan lebih dekat, posisi Honda di MotoGP 2009 nanti memang terkesan tanggungDua pembalap mereka di tim utama Repsol Honda, Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso, sama-sama menolak mengendarai motor RC212V spesifikasi terbaruMereka masih memilih pakai motor versi 2008 lalu.
Di barisan privateer, Toni Elias dari Honda Gresini tampak meyakinkanMemang, di antara penunggang privateer Honda, hanya dia yang mendapatkan motor spesifikasi factory, seperti yang dipakai Pedrosa dan DoviziosoTapi dia pun sebenarnya tidak mendapat dukungan penuh (nanti baca lebih lanjut).
Privateer yang lainnya? Mau tak mau harus pakai motor versi "biasa." Itu pun dengan spesifikasi mesin yang sangat dibatasiAlex de Angelis, Randy de Puniet, dan Yuki Takahashi harus memakai motor yang putaran mesinnya dipatok di angka 18.200 rpm"Jauh di bawah motor factory," kata de Angelis.
Dengan putaran mesin lebih rendah, ketiga pembalap itu dari awal sudah akan ketinggalanPaling tidak di trek lurus.
Kembali ke barisan Repsol Honda, ada alasan mengapa Pedrosa dan Dovizioso menolak pakai motor baruKeduanya merasa lebih nyaman pakai motor lama, yang sudah mereka jajal sebelum liburan Natal di Jerez dan Valencia, Spanyol.
"Saya sudah mencoba kedua sasis ituHasilnya, saya tidak akan memakai sasis yang baruSaya tidak suka karakter sasis baru itu, khususnya saat keluar dari tikunganSaya mengalami banyak problem grip (kelekatan, Red), dan bagian belakangnya sering goyang," paparnya kepada Motorcycle News.
Pedrosa menambahkan, dirinya tak mau repot harus membiasakan diri dengan sasis baruLebih baik pakai yang lama, lalu mengoptimalkan setelannya untuk meraih hasil maksimal.
"Sejak 2005, saya selalu ganti motorJadi, saya selalu mengalami masa sulit di awal musimKali ini, saya tidak mau lagi ada perubahan besar," ucapnya"Jadi, tak ada beda antara motor yang saya pakai di akhir musim lalu dengan yang saya pakai sekarangHanya ada sedikit modifikasi, seperti pada sistem pengereman," lanjutnya.
Kalau Elias, kecepatannya saat uji coba di Sepang terancam hanya menjadi fatamorganaSekarang memang cepat, tapi ketika musim berlangsung dia terancam terus melorot ke bawah.
Sebab, meski sekarang sudah memakai motor spek factory ala Pedrosa dan Dovizioso, dia tidak akan mendapat sokongan komponen baru secepat kedua pembalap Repsol Honda itu.
Kalau mau komponen baru, maka sebagai tim satelit Gresini harus mengeluarkan duit ekstraKalau tidak punya duit ekstra, maka motornya tak akan berubah dari awal sampai akhir.
Masalah duit ini pula yang membuat tiga pembalap privateer lain harus rela kemampuan mesinnya dibatasi.
Dengan putaran mesin dipatok di angka 18.200 rpm, maka biaya perawatannya bisa dihematBiaya pergantian komponen juga bisa ditekan"Kalau jadwal perawatannya disamakan dengan tim factory, maka akan dibutuhkan biaya besarSaya pikir, dalam kondisi ekonomi (buruk) seperti ini, tim-tim satelit tidak punya cukup uang untuk itu," ungkap Shuhei Nakamoto, bos Honda Racing Corporation (HRC).
Tidak dapat sokongan komponen bukan berarti tidak punya harapanElias (dan para pembalap privateer) lain kini hanya bisa berusaha untuk memberikan yang terbaikHarapannya, dengan performa baik, komponen-komponen baru bisa dihibahkan lebih cepat"Saya hanya ingin tampil cepat untuk menunjukkan kepada Honda bahwa mereka bisa mempercayai saya," kata Elias.
Melihat segala situasi ini, persiapan Honda menjelang musim 2009 memang bisa dibilang "tanggung." Praktis, harapan hanya jatuh pada Pedrosa dan DoviziosoItu pun kalau keduanya mampu menemukan setelan yang pas, dan Honda mampu mengembangkan motor dengan cepatYang lainnya? Mungkin hanya akan jadi "penggembira..." (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan di Eropa, Kena Badai di Bahrain
Redaktur : Tim Redaksi