Dari pantauan di beberapa pasar tradisional, harga ayam pedaging mengalami kenaikan Rp 4 ribu - Rp 5 ribu per kilonya. "Biasanya saya ambil ayam Rp 14 ribu per kilo, sudah dua pekan ini naik menjadi Rp 18 ribu per kilo," ungkap Sri Ami, pedagang eceran yang tengah mengatur dagangannya untuk dijual di kompleks kawasan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Sabtu (22/12).
Dengan kenaikan itu, perempuan bertubuh gempal ini mengaku terpaksa menaikkan harga jual ayam meski hanya Rp 1000. Dia tidak berani menaikkan tinggi karena khawatir pelanggannya lari. "Ini saja saya sudah diprotes pelanggan dan nawarnya jauh di bawah modal saya," ujarnya.
Hanya Sri Ami punya trik agar pelanggannya tidak berat membeli ayam yang satu ekornya dia bandrol Rp 38 ribu. Ayamnya dia potong menjadi dua atau empat bagian agar harganya bisa separuh dari satu ekor.
Lain lagi dengan Fitri Ningsih. Pedagang ayam ini sengaja mengambil dari peternakan. Harganya selisih Rp 1000 per kilo dengan di pasar. Meski selisihnya tipis, perempuan berjilbab ini mengaku lebih senang mengambil ayam di peternakan karena bisa pilih.
"Kalau pilih sendiri, kita bisa memperkirakan harga ayamnya berapa. Selain itu jeroan ayamnya bisa saya jual sendiri kan. Beda dengan di pasar, yang dijual ayam kosong (tanpa jeroan," tuturnya.
Untuk satu ekor ayam kosong, Fitri menjual dengan harga variasi antara Rp 32 ribu sampai Rp 34 ribu. Dia memperkirakan, harga ayam pedaging akan meningkat terus hingga jelang Tahun Baru. Lantaran banyak yang melaksanakan acara perpisahan malam Tahun Baru. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indeks Saham Konsisten di Zona Merah
Redaktur : Tim Redaksi