Tujuh orang diyakini melakukan bunuh diri di Kimberley, Australia Barat dalam tujuh pekan terakhir. Warga di kawasan ini didesak untuk saling memperhatikan terutama di musim perayaan Natal seperti sekarang ini.

 

BACA JUGA: Kebun Binatang Adelaide Dapat Hadiah Natal Bayi Babon

Hasil penelitian menunjukan momentum perayaan Natal merupakan waktu yang sangat beresiko tinggi bagi warga Aborigin untuk melakukan perbuatan menyakiti diri sendiri. Di musim basah dan menjelang Natal seperti sekarang ini, jumlah kasus bunuh diri di kawasan atas Australia justru meningkat signifikan. Kasus bunuh diri terakhir terjadi hanya dua hari menjelang Natal. Komisioner Kesehatan Mental warga Aborigin,  Pat Dudgeon, yang saat ini tengah meneliti pola kasus bunuh diri di kalangan warga Aborigin mengatakan penting bagi keluarga untuk bersatu dan saling mendukung satu sama lain. "Ada banyak kerentanan emosi menjelang Natal seperti sekarang ini bagi semua orang, ada banyak tekanan di seputar musim liburan, dorongan untuk menyajikan makanan khas, dekorasi natal dan hadiah yang harus dibeli, yang bagi banyak orang mungkin melebihi kemampuan keuangan mereka," katanya. "Bagi kebanyakan orang Natal bisa menjadi waktu yang membuat mereka justru merasa sangat kesepian dan tidak punya siapapun lagi di sekelilingnya," Professor Dudgeon merupakan kepala Proyek Pencegahan Bunuh Diri di kalangan warga Aborigin dan Torres Strait Islander, yang berusaha mengidentifikasi cara yang paling efektif untuk menurunkan kasus bunuh diri yang sangat tinggi di kalangan warga pribumi Australia. Warga pribumi Australia 6 kali lebih beresiko melakukan bunuh diri dibandingkan dengan warga Australia lainnya dan khusus di kawasan Kimberley memiliki angka kasus bunuh diri tertinggi di dunia. Tahun 2014 terindikasi sebagai tahun terburuk bagi catatan kematian warga Aborigin di Australia Barat. Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti, Gerry Georgatos,  tahun 2014 tercatat ada lebih dari 30 orang warga Aborigin yang melakukan bunuh diri, termasuk diantaranya 18 kasus terjadi di kawasan Kimberley. "Angka itu mengerikan dan tidak menunjukan perbaikan, kami juga melihat tidak ada perbaikan respon yang layak dari pemerintah untuk mengatasi dan mencegah isu ini," kata Profesor Georgatos.  Proyek pencegahan  bunuh diri ini mengevaluasi  beberapa program yang sudah dilakukan untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah federal pada pertengahan tahun depan. Menurut Professor Dudgeon salah satu prioritas yang perlu dilakukan adalah melakukan penguatan di kalangan komunitas Aborigin itu sendiri untuk melakukan pengawasan dan melakukan respon. "Kita belum pernah memberikan komunitas Aborigin baik individu maupun organisasi kesempatan untuk menentukan apa penyebab dari masalah bunuh diri ini dan bagaimana mereka harus meresponnya," katanya. Proyek ini berharap dapat menelurkan satu rekomendasi yang dapat mengubah pendanaan bagi pencegahan bunuh diri ini sehingga bisa menguatkan komunitas dan individu Aborigin agar bisa memegang kendali dalam menangani masalah ini.  

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tenda Usaha Makanan Gadis 11 Tahun Ditutup karena Khawatir Tidak Aman

Berita Terkait