Jelang Pelantikan Jokowi, IPW: Jangan Biarkan Telur Menjadi Naga

Senin, 07 Oktober 2019 – 10:18 WIB
Joko Widodo. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengingatkan Polri dan jajaran intelijen perlu mewaspadai adanya manuver politik dari tiga kelompok koalisi yang ingin menggagalkan pelantikan Jokowi sebagai presiden periode kedua 20 Oktober mendatang.

"Dari penelusuran IPW, kelompok-kelompok ini akan memperalat oknum mahasiswa dan kalangan preman dalam menggulirkan aksinya," kata Neta dalam siaran persnya, Senin (7/10).

BACA JUGA: Publik Yakin Demo Mahasiswa Bukan untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

Neta mengungkap ketiga kelompok koalisi yang bermanuver dan berusaha menggagalkan pelantikan Jokowi itu. Pertama, koalisi kelompok radikal keagamaan. Kedua, koalisi kelompok sekuler yang tidak puas dengan pemerintahan Jokowi karena kepentingannya tidak terakomodasi. "Serta (ketiga), kelompok yang mencoba memainkan bargaining position dengan Jokowi," ujarnya.

Meskipun IPW berkeyakinan manuver ketiga kelompok itu tidak akan menuai hasil, tetapi jajaran kepolisian tetap perlu mencermatinya agar aksi-aksi yang dikamuflase mereka tidak menimbulkan kekacauan dan kerusakan di Ibu Kota Jakarta. 

BACA JUGA: Jokowi Peringkat ke-13 Muslim Berpengaruh di Dunia

Neta menyatakan adanya aksi demonstrasi di sejumlah kota di Papua yang berujung pada terjadinya kerusuhan sosial membuat konsentrasi Polri terbelah. Begitu juga penempatan personel menjadi terbelah antara mengamankan Papua dan berkonsentrasi mengantisipasi keamanan situasi Ibu Kota Jakarta. 

Untuk itu, dalam mempersiapkan keamanan Jakarta saat pelantikan Jokowi sebagai presiden, Polri perlu meminta tambahan dukungan personel TNI dalam mengamankan objek-objek vital. 

"Selain itu, intelijen kepolisian perlu memantau kantong-kantong radikalisme di seputar Jabodetabek,  serta memburu penyandang dana aksi demo yang berniat menggagalkan upaya pelantikan Jokowi sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang," paparnya. 

Menurutnya, tindakan persuasif, preventif, dan antisipatif yang tegas perlu dilakukan jajaran kepolisian jauh sebelum pelantikan presiden dilakukan. "Aksi 'jangan biarkan telur menjadi naga' harus dilakukan Polri tanpa kompromi," ujarnya.

Meski mungkin banyak pihak yang akan mengecam tindakan tegas itu, tetapi  Polri jangan bergeming. Sebab misi Polri tiada lain yakni mengamankan konstitusi dan masyarakat luas dari kekacauan yang akan dilakukan kelompok-kelompok radikal yang bersekutu dengan kelompok sakit hati. "Polri harus berani bersikap tegas demi menjaga keamanan masyarakat luas dan sikap tegas Polri itu pasti akan didukung masyarakat luas," pungkas Neta. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler