jpnn.com - JAKARTA -- Pengamat pemilu Ramlan Surbakti menilai penyalahgunaan sumber daya negara masih cenderung terjadi. Bentuknya bisa berupa penyalahgunaan program bantuan sosial (Bansos), penyalahgunaan dana pembangunan desa dan sejumlah program pemerintah lainnya.
Ramlan menjelaskan, besarnya penyalahgunaan sumber daya negara, dapat dilihat dari pengeluaran partai jauh lebih besar dari penerimaan resmi. Jika ingin hasil pemilu 2014 sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, petahana perlu dipastikan tidak menggunakan sumber daya negara untuk kepentingan kampanye pemilu.
BACA JUGA: PPP Minta Honor Saksi Tetap Lewat Pengawas Pemilu
"Syarat lain, kontestan juga kita harapkan dapat bersaing dengan baik. Bukan dengan membeli suara dan bukan hasil dari intimidasi," kata Ramlan di Jakarta, Rabu (22/1).
Selain penyalahgunaan sumber daya negara, jual beli suara menurut Ramlan, juga menjadi salah satu kendala yang dikhawatirkan masih terjadi pada penyelenggara pemilu 2014 mendatang.
BACA JUGA: Rilis Quick Count 2 Jam Setelah Coblosan di Indonesia Barat Ditutup
“Suara yang dikumpulkan jadi bancakan. Biasanya partai yang suaranya kecil, calon akhirnya menjual suara dari lintas partai. Ini mungkin terjadi kalau petugasnya tidak benar," ujarnya. (gir/jpnn)
BACA JUGA: Kemendagri Bersihkan 6 Juta Pemilih Bermasalah di DPT
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lemsaneg Menarik Diri, KPU Andalkan Tenaga Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi