ATAMBUA - Tingkat keberangkatan dan kadatangan ke Timor Leste-Indonesia jelang pemilihan umum dan pemilihan presiden Timor Leste akhir Februari ini terus meningkat jumlahnya. Karena meningkatnya jumlah kedatangan dan keberangkatan melalui pintu masuk Mota"ain, pihak imigrasi akan melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi lonjakan tersebut.
Hal itu diungkap Kepala Kantor Imigrasi Atambua, R Ony Krisetiono ketika ditemui Timor Express (JPNN Group). Disebutkan, bulan Januari 2012, jumlah orang yang masuk dan keluar ke Timor Leste sangat mencengangkan dan jumlahnya membludak. Tercatat pada Imigrasi, departure atau keberangkatan WNI ke Timor Leste berjumlah 3.225 pemakai paspor, sementara untuk warga negara asing jumlahnya mencapai 1.446 orang.
Untuk kedatangan atau arrival terdata, WNI sebanyak 2.770 orang, dan WNA sejumlah 1.082 orang yang masuk ke Indonesia melalui pintu perbatasan Mota'ain. "Jumlah ini bagi kami sudah luar biasa, sebab sebelumnya jumlahnya hanya ratusan orang. Namun dengan adanya pemilu dan pilres Timor Leste, jumlah terus meningkat tajam," katanya.
Dengan jumlah yang terus meningkat setiap bulan jelang hajatan politik Timor Leste, pihaknya memprediksi akan terjadi rush di perbatasan. Karena itu, imigrasi Atambua akan mengambil sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi dengan menambah personil di Mota"ain agar bisa menghandle setiap pelintas batas yang terus meningkat. "Kami akan terjunkan lagi sejumlah tenaga imigrasi untuk melayani pelintas batas melalui pintu Mota"ain yang kami prediksi akan terus meningkat pada hari-hari mendatang," paparnya.
Berdasarkan statistik imigrasi, dalam beberapa pekan ini jumlah warga yang masuk dan keluar dari Timor Leste akan sangat tinggi jumlahnya. Jika jumlah terus meningkat, maka penambahan personil imigrasi akan ditambah dengan tujuan bisa dengan cepat melayani para pelintas batas antara Indonesia dan Timor Leste.
Selain menambah jumlah personil imigrasi, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan institusi terkait untuk secara bersama mengatasi lonjakan warga yang masuk dan keluar ke Indonesia dan Timor Leste. Tujuan dari koordinasi yang diambil pihaknya hanya untuk mengantisipasi adanya illegal entry atau masuknya WNA ke wilayah Indonesia secara ilegal.
"Kami terus bangun koordinasi dengan Satgas Pamtas RI-RDTL, Bea Cukai dan Karantina supaya secara bersama lihat adanya illegal entry WNA ke wilayah Indonesia," paparnya.
Dalam rapat baru-baru ini bersama Satgas Pamtas, pihaknya meminta Satgas Pamtas untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang bawaan setiap orang masuk dan keluar untuk melihat apakah bahan peledak, senjata api dan lainnya.
"Intinya kami akan ketat dalam waktu-waktu mendatang untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan jelang pemilu Timor Leste," ungkapnya.
Ony Krisetiono menyebutkan, pihaknya memprediksi akan ada lonjakan luar biasa saat pemilu dan pilpres Timor Leste nanti. Karenanya pihak imigrasi akan menambah personil, juga berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk menghadapi peningkatan keluar masuknya orang dari Timor Leste maupun sebaliknya.
Dia berharap, tidak terjadi pengerahan manusia dalam jumlah besar khususnya warga Timor Leste, sehingga situasi perbatasan tetap aman dan terkendali. (lok/ays)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahas Raperda, Fraksi PDIP Kembali Walkout
Redaktur : Tim Redaksi