jpnn.com - JAKARTA – Bank Indonesia akan mewaspadai pergerakan inflasi jelang ramadan dan Idul Fitri 2016. Meski inflasi Maret berada di level 0,19 persen alias di bawah perkiraan, BI enggan terlena.
“Hasil dari ini kalau survei BI angka month on month sedikit di atas angka realisasi. Maka dari itu kami perlu waspadai angka month and month ini,” jelas Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta akhir pekan kemarin.
BACA JUGA: Industri di Daerah Harus Dipercepat, Aturan Jangan Kaku
Mirza menjelaskan, kenaikan inflasi kali ini lebih disebabkan masalah produksi dan distribusi makanan olahan atau volatile food. Di antaranya ialah cabai dan bawang. Selain akan memasuki puasa dan Lebaran, Juni mendatang juga diperkirakan akan musim panen.
“Jadi memang ke depan apalagi kita mau masuki bulan puasa. Juni nanti panen, sudah lewat masa panen padi itu juga perlu kami waspadai inflasi bahan pangan,” bebernya.
BACA JUGA: FSRU Lampung Terima 1 Kargo LNG dari Papua
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Maret 2016 sebesar 0,19 persen. Sedangkan inflasi tahunan (year on year) sebesar 4,45 persen. Untuk inflasi tahun kalender (year to date) sebesar 0,62 persen. (wah/jos/jpnn)
BACA JUGA: Kemenperin Dorong Hilirisasi Produk Pertanian
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Diprediksi Masuk Tujuh Besar Ekonomi Dunia
Redaktur : Tim Redaksi