jpnn.com - JAKARTA – Staf Ahli Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dharma Budhi mengatakan untuk menciptakan kedaulatan pangan dan kedaulatan ekonomi bangsa Indonesia diperlukan sinergitas dengan pelaku industri manufaktur.
“Menurut World Economic Forum, industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang memiliki multiplier effects tertinggi terhadap perekonomian sekaligus penggerak utama pengembangan pengetahuan dan penciptaan lapangan kerja,” ujar Dharma Budi dalam keterangan resminya, Minggu (3/4).
BACA JUGA: Ini Cara Kemenperin Dongkrak Penjualan Mobil
Pada 2010, industri manufaktur mampu memberikan lapangan pekerjaan lebih dari 476 juta orang dan menyumbang sebanyak 17 persen GDP dunia. “Namun demikian, manufaktur merupakan kegiatan kompleks yang dipengaruhi berbagai faktor seperti tekanan pasar, kemampuan produksi dan sumber daya. Juga dipengaruhi munculnya tren globalisasi, global value chains, penyebaran teknologi digital dan perjanjian perdagangan,” paparnya.
Oleh karena itu, industri nasional harus meningkatkan daya saingnya sehingga mampu menghadapi pasar bebas seperti pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang memiliki lebih dari 600 juta penduduk teritegrasi. Indonesia merupakan pasar ekonomi terbesar di kawasan ASEAN dengan berkontribusi sebesar 41 persen.
BACA JUGA: Sejarah, PT Garam Gandeng Perusahaan Lain
“Selain itu, Indonesia juga diperhitungkan sebagai ekonomi terbesar ke-16 di dunia, malah oleh Mc. Kinsey diprediksi pada 2030 Indonesia akan menjadi negara yang termasuk dalam tujuh besar dunia dalam hal ekonomi,” tutur Dharma Budhi.
Selanjutnya, data juga menunjukkan struktur perekonomian Indonesia menurut lapangan usaha pada 2015, didominasi tiga lapangan usaha utama yaitu: industri pengolahan sebesar 20,84 persen; pertanian, kehutanan dan perikanan 13,52 persen; serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor 13,29 persen.
BACA JUGA: Ekonomi Lesu, Penjualan BMW Malah Pecah Rekor
“Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,92 persen, diikuti konstruksi sebesar 0,64 persen, dan pertanian sebesar 0,53 persen,” pungkasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Jumlah Kunjungan Turis Asing ke Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi