Jelang Sekolah Tatap Muka, Kemendikbudristek Sampaikan Hal Penting soal Kurikulum

Kamis, 17 Juni 2021 – 23:59 WIB
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Sesditjen GTK), Nunuk Suryani. Foto tangkapan zoom

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas perlu berfokus pada hal esensial.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Sesditjen GTK) Nunuk Suryani tidak ada tekanan bagi guru untuk menuntaskan kurikulum. Pasalnya, PTM terbatas dilaksanakan di tengah kondisi khusus pandemi. 

BACA JUGA: Dasco Gerindra Bilang Sekolah Tatap Muka Perlu Ditunda

"Prioritas dari satuan pendidikan bukan untuk menuntaskan kurikulum, tetapi memastikan bahwa setiap peserta didik mengalami proses pembelajaran," ujar Nunuk Suryani, Kamis (17/6).

Dilanjutkan Nunuk, guru, pengawas sekolah, dan kepala sekolah perlu mengontekstualisasikan panduan sesuai kondisi dan kebutuhan di daerah masing-masing. Karena fokus dari kurikulum pada masa pandemi adalah mempelajari hal-hal yang esensial serta tidak mengejar ketuntasan peserta didik.

BACA JUGA: Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka, Mas Nadiem Bilang Begini

"Tetapi mengacu pada kebutuhan peserta didik dan menjadikan protokol kesehatan sebagai syarat utama,” ujarnya. 

Dia menambahkan, satuan pendidikan bisa memilih menggunakan kurikulum yang tersedia, yaitu kurikulum 2013, atau kurikulum mandiri yang dikembangkan sekolah. Bisa juga menggunakan kurikulum kondisi khusus yang dikembangkan Kemendikbudristek. 

BACA JUGA: Puan Mengingatkan Pemerintah Soal Rencana Belajar Secara Tatap Muka Juli ini

Nunuk meminta agar warga sekolah benar-benar memahami panduan penyelenggaraan pembelajaran pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah (PAUD Dasmen) di masa pandemi Covid-19 yang telah diterbitkan oleh Kemendikbudristek bersama Kementerian Agama. 

"Jadi, jelas bahwa ukuran keberhasilannya adalah tingkat kepatuhan protokol kesehatan di kelas, tingkat pelibatan orang tua pada pembelajaran, dan juga pelibatan peserta didik dalam pembelajaran,” terangnya.

Kemudian, Nunuk menjelaskan bahwa panduan juga memuat contoh-contoh praktik baik bagaimana membuat rancangan pembelajaran dalam PTM terbatas. 

“Saya sangat berharap guru-guru membacanya secara mendalam. Selain itu, kami juga menyediakan seri webinar selama satu bulan penuh dalam rangka persiapan PTM terbatas dari berbagai perspektif pembahasan,” tandasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler