MEKAH -- Jemaah calon haji (JCH) kloter 2 Embarkasi Makassar asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan mengeluh. Penyebabnya, pelayanan tidak memadai mereka dapatkan di Tanah Suci.
Ratusan jemaah yang tergabung di kloter ini bahkan merasa ditelantarkan. Pasalnya, mereka harus jalan kaki setiap saat pergi-pulang dari pemondokan ke Masjidilharam. Padahal, jarak tempuh dari Masjidilharam ke pemondokan jemaah mencapai 1,5 kilomter. Artinya, sekali pergi dan pulang jemaah harus menempuh perjalanan di tengah terik matahari sepanjang 3 kilometer.
JCH asal Takalar ini mengungkap, selama berada di Mekah, jemaah tidak disiapkan bus transportasi. Padahal, sejak awal jemaah yang menginap diluar markaziah disiapkan bus sebagai sarana transportasi.
Ketua rombongan JCH asal Takalar, Asmar menyesalkan tidak adanya bus jemaah yang disiapkan bagi jemaah. Tidak heran, mereka merasa telantar dengan keterbatasan itu.
"Kami yang tergabung di kloter 2 sangat berharap ada bus. Kita susah kalau ingin menunaikan salat di Masjidilharam karena jarak mencapai 1,5 kilometer," kata Asmar.
Kabag Kesra Takalar ini menambahkan, dalam beberapa hari ini mereka terpaksa jalan kaki. "Kita semua sudah jalan kaki. Ini sangat berat utamanya pada waktu duhur dan azar karena panas hingga 43 derajat selsius. Anehnya, ada jemaah Turki dan Iran di samping hotel kita yang diantar jemput dengan bus," sesal Asmar.
Di sisa waktu, dia berharap ada armada bus disiapkan untuk kloter 2 Embarkasi Makassar. Pasalnya jemaah asal Takalar sebagian besar sudah lanjut usia. "Kadang jemaah nekad jalan kaki meski panas, karena kalau tidak akan menguras dompet jika harus menyewa bus," tambahnya.
Menyikap hal ini, Kabid Haji Kemenag Sulsel, Iskandar Fellang mengaku kalau persoalan transportasi sudah diatur Kemenag.
"Yang disiapkan memang pemondokan dengan jarak lebih dari 2 kilometer," kata Iskandar. (taq)
BACA JUGA: Warga Piyungan Tetap Kurban Sapi Pemakan Sampah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gedung SD di Blitar Jadi Kandang Kambing
Redaktur : Tim Redaksi