jpnn.com, LAMONGAN - Jembatan Widang atau Jembatan Babat yang ambruk pada 17 April 2018 lalu membuat tiga truk tercebur ke Sungai Bengawan Solo.
Petugas pun kesulitan mengevakuasi tiga truk itu. Sebab, truk beserta muatannya terlalu berat.
BACA JUGA: Jembatan Widang Ambruk, Arus Mudik Lebaran Terganggu?
Jika evakuasi dipaksakan, segmen jembatan yang digunakan sebagai tumpuan crane pengangkat bisa ikut ambruk.
Karena itu, petugas memilih mengosongkan bak truk. Selain itu, truk dipotong menjadi tiga bagian, yakni kepala, sasis, dan bak truk.
BACA JUGA: Jembatan Babat-Widang Ambruk, Pemerintah Dituding Lalai
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya I Ketut Darmawahana menjelaskan, awalnya evakuasi dilakukan menggunakan crane seberat 40 ton.
Berat satu truk yang akan diangkat beserta muatannya mencapai 58 ton.
BACA JUGA: Polri Minta Segera Bangun Jembatan Darurat di Widang
Padahal, berdasar perhitungan BBPJN VIII, beban truk plus crane 20 persen di atas beban maksimal yang bisa ditoleransi jembatan.
"Untung, tadi malam (Selasa malam) kami datang. Kalau itu diangkat sedikit, maka habislah kami," ujar Ketut kepada Radar Lamongan.
Dia menambahkan, pemotongan truk menjadi tiga bagian dilakukan berdasar perhitungan petugas di lapangan.
Saat itu, evakuasi disepakati menggunakan crane dengan bobot 25 ton.
Bangkai truk memang harus segera dievakuasi. Sebab, bila evakuasi tidak kunjung selesai, penyambungan jembatan tidak bisa segera dilakukan.
Padahal, pemerintah dikejar waktu agar jembatan bisa dilewati lagi sebelum momen mudik Lebaran. (ind/nas/c5/ang/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jembatan Widang Dibangun Zaman Pak Harto, Tua Banget
Redaktur & Reporter : Ragil