RANTAU – Pergantian malam tahun baru di Margasari membuahkan petaka yang tidak diduga-duga oleh warganya. Pulang dari merayakan malam tahun baru di Margasari, warga 2 desa, yakni Desa Baringin B dan Candi Laras Selatan berbuntut dengan putusnya jembatan yang dilalui, hingga membuat 8 orang terluka, 1 orang patah tangan dan dua orang tenggelam.
Bahkan hingga tadi malam, salah satu korbannya pelajar Madrasah Masitah (15) masih belum ditemukan oleh regu penyelamat. Sementara korban Arsiah (46) ditemukan pukul 07.30 Wita dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun Koran ini di lapangan menyebutkan kalau malam tahun baru tadi di Terminal Margasari, tepat di depan dermaga Margasri digelar acara syukuran dan hiburan untuk warga Margasari dan sekitarnya.
Kawasan terminal pun tumpah ruah dengan ratusan warga yang datang, termasuk warga dari Baringin B dan Candi Laras Selatan. Warga menggelar syukuran dengan memotong sapi dan menggelar pembacaan burdah, salawat kamilah dan membaca doa haul untuk para pejuang yang ada di daerah ini.
Setelah acara keagamaan selesai, barulah digelar organ tunggal dan pesta kembang api sebagai hiburan untuk masyarakat setempat. Selesai acara hiburan pada pukul 00.30 wita, warga pun kembali ke rumah masing-masing.
Termasuk warga yang rumahnya berada di seberang jembatan ayun atau jembatan gantung yang dicat kuning, yakni Desa Baringin B dan Candi Laras Selatan. Kepulangan warga ini dilakukan bersama-sama, termasuk ada sekitar 8 unit sepeda motor roda dua dan pejalan kaki yang diperkirakan berjumlah 20 orang.
Nah, pada saat berada di atas jembatan gantung, tiba-tiba saja jembatan jembatan yang dilewati putus tanpa diduga-duga. Akibatnya seluruh orang, termasuk roda dua tercebur ke Sungai Margasari yang kebetulan sedang pasang dan arusnya deras di malam itu.
Saksi mata lain menyebutkan kalau pada saat kejadian, ada anak-anak yang sedang bercanda di atas jembatan, sehingga menyebabkan roda duanya saling bersenggolan dan terjatuh. Dan ini membuat jembatan gantung semakin bergoyang keras dan tidak mampu menahan beban berat sehingga menyebabkan putus tali slingnya di sebelah kanan Desa Baringin A disusul putus tali di bagian kirinya.
“Waktu jembatan pagat (putus-red) ulun tidak sadar, seperti mimpi saja rasanya. Bahkan kalau boleh dibilang peristiwanya seperti yang ada di film-film saja. Sekalinya kita sadar, ya bingung dan terpesona saja, tau-tau kita sudah nyemplung ke sungai,” ujar Dody (26), anak dari Kades Baringin B yang menjadi salah satu korban selamat.
Dody dan kawan-kawannya berhasil selamat dari musibah maut tersebut, soalnya mereka bisa berenang semuanya. Sedangkan korban yang tidak selamat diperkirakan tidak bisa berenang atau terkena tali atau badan jembatan hingga terseret arus dan tenggelam.
Dody mengaku dirinya sangat bersyukur masih bisa selamat, meskipun handphone miliknya ikut hilang. “Tidak masalah hp hilang, yang penting ulun selamat dan sehat sudah syukur Alhamdulillah,” ujar anak kedua yang masih kuliah di UT ini.
Sementara itu, Sugiri SAP, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tapin yang dikonfirmasi menyebutkan korban yang dinyatakan hilang ada dua orang.
“Satu orang korban tenggelam atas nama Aisyah (45) warga Desa Candi Laras RT 1, Kecamatan Candi Laras Selatan berhasil ditemukan warga sekira pukul 07.30 wita. Warga menggunakan duri rotan saat berhasil menemukan tubuh korban di sekitar lokasi kejadian,” kata Sugiri.
Sedangkan seorang korban lainnya yang bernama Masitah (15) pelajar Madrasah masih belum ditemukan oleh regu penyelamat hingga pukul 22.30 wita tadi malam. “Kami mencari korban hingga pukul 23.00 wita, setelah itu kami akan menghentikan penyelaman karena arusnya sangat deras dan air pasang kalau malam hari. Tapi kami tetap melakukan pencarian dengan cara menyisir di sekitar lokasi kejadian dengan perahu dan kelotok milik masyarakat,” kata Sugiri.
Selain kedua korban tenggelam kata Sugiri ada 8 orang yang mengalami luka ringan, dan seorang menderita patah tangan dan langsung dilarikan keluarganya ke tukang urut di Simbar Parigi. Selain berhasil menolong korban, regu penyelamat yang bahu-membahu melakukan pencarian juga berhasil mengangkat 7 unit sepeda motor roda dua, dan masih tersisa satu unit motor lagi yang belum berhasil ditemukan.
Sugiri juga menyebutkan kalau sebelum musibah jembatan putus ini, pihaknya juga melakukan pencarian terhadap seorang anak yang hilang dan berhasil ditemukan di Desa Sabah sekira pukul 01.00 wita. Tidak lama kemudian, ada laporan jembatan putus, dan pihaknya langsung meluncur ke TKP malam itu juga.
Mengetahui musibah ini, jajaran anggota Polres Tapin, Kodim 1010 Rantau, Dinas Perhubungan, dan unsur Muspida serta Muspika meninjau ke lokasi jembatan yang putus tersebut. Bahkan Bupati Tapin terpilih Drs HM Arifin Arpan MM yang juga berada di lokasi. Arifin bahkan memberikan tali asih kepada pihak keluarga korban yang meninggal di Desa Candi Laras Selatan. (nti/yn/bin)
Bahkan hingga tadi malam, salah satu korbannya pelajar Madrasah Masitah (15) masih belum ditemukan oleh regu penyelamat. Sementara korban Arsiah (46) ditemukan pukul 07.30 Wita dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun Koran ini di lapangan menyebutkan kalau malam tahun baru tadi di Terminal Margasari, tepat di depan dermaga Margasri digelar acara syukuran dan hiburan untuk warga Margasari dan sekitarnya.
Kawasan terminal pun tumpah ruah dengan ratusan warga yang datang, termasuk warga dari Baringin B dan Candi Laras Selatan. Warga menggelar syukuran dengan memotong sapi dan menggelar pembacaan burdah, salawat kamilah dan membaca doa haul untuk para pejuang yang ada di daerah ini.
Setelah acara keagamaan selesai, barulah digelar organ tunggal dan pesta kembang api sebagai hiburan untuk masyarakat setempat. Selesai acara hiburan pada pukul 00.30 wita, warga pun kembali ke rumah masing-masing.
Termasuk warga yang rumahnya berada di seberang jembatan ayun atau jembatan gantung yang dicat kuning, yakni Desa Baringin B dan Candi Laras Selatan. Kepulangan warga ini dilakukan bersama-sama, termasuk ada sekitar 8 unit sepeda motor roda dua dan pejalan kaki yang diperkirakan berjumlah 20 orang.
Nah, pada saat berada di atas jembatan gantung, tiba-tiba saja jembatan jembatan yang dilewati putus tanpa diduga-duga. Akibatnya seluruh orang, termasuk roda dua tercebur ke Sungai Margasari yang kebetulan sedang pasang dan arusnya deras di malam itu.
Saksi mata lain menyebutkan kalau pada saat kejadian, ada anak-anak yang sedang bercanda di atas jembatan, sehingga menyebabkan roda duanya saling bersenggolan dan terjatuh. Dan ini membuat jembatan gantung semakin bergoyang keras dan tidak mampu menahan beban berat sehingga menyebabkan putus tali slingnya di sebelah kanan Desa Baringin A disusul putus tali di bagian kirinya.
“Waktu jembatan pagat (putus-red) ulun tidak sadar, seperti mimpi saja rasanya. Bahkan kalau boleh dibilang peristiwanya seperti yang ada di film-film saja. Sekalinya kita sadar, ya bingung dan terpesona saja, tau-tau kita sudah nyemplung ke sungai,” ujar Dody (26), anak dari Kades Baringin B yang menjadi salah satu korban selamat.
Dody dan kawan-kawannya berhasil selamat dari musibah maut tersebut, soalnya mereka bisa berenang semuanya. Sedangkan korban yang tidak selamat diperkirakan tidak bisa berenang atau terkena tali atau badan jembatan hingga terseret arus dan tenggelam.
Dody mengaku dirinya sangat bersyukur masih bisa selamat, meskipun handphone miliknya ikut hilang. “Tidak masalah hp hilang, yang penting ulun selamat dan sehat sudah syukur Alhamdulillah,” ujar anak kedua yang masih kuliah di UT ini.
Sementara itu, Sugiri SAP, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tapin yang dikonfirmasi menyebutkan korban yang dinyatakan hilang ada dua orang.
“Satu orang korban tenggelam atas nama Aisyah (45) warga Desa Candi Laras RT 1, Kecamatan Candi Laras Selatan berhasil ditemukan warga sekira pukul 07.30 wita. Warga menggunakan duri rotan saat berhasil menemukan tubuh korban di sekitar lokasi kejadian,” kata Sugiri.
Sedangkan seorang korban lainnya yang bernama Masitah (15) pelajar Madrasah masih belum ditemukan oleh regu penyelamat hingga pukul 22.30 wita tadi malam. “Kami mencari korban hingga pukul 23.00 wita, setelah itu kami akan menghentikan penyelaman karena arusnya sangat deras dan air pasang kalau malam hari. Tapi kami tetap melakukan pencarian dengan cara menyisir di sekitar lokasi kejadian dengan perahu dan kelotok milik masyarakat,” kata Sugiri.
Selain kedua korban tenggelam kata Sugiri ada 8 orang yang mengalami luka ringan, dan seorang menderita patah tangan dan langsung dilarikan keluarganya ke tukang urut di Simbar Parigi. Selain berhasil menolong korban, regu penyelamat yang bahu-membahu melakukan pencarian juga berhasil mengangkat 7 unit sepeda motor roda dua, dan masih tersisa satu unit motor lagi yang belum berhasil ditemukan.
Sugiri juga menyebutkan kalau sebelum musibah jembatan putus ini, pihaknya juga melakukan pencarian terhadap seorang anak yang hilang dan berhasil ditemukan di Desa Sabah sekira pukul 01.00 wita. Tidak lama kemudian, ada laporan jembatan putus, dan pihaknya langsung meluncur ke TKP malam itu juga.
Mengetahui musibah ini, jajaran anggota Polres Tapin, Kodim 1010 Rantau, Dinas Perhubungan, dan unsur Muspida serta Muspika meninjau ke lokasi jembatan yang putus tersebut. Bahkan Bupati Tapin terpilih Drs HM Arifin Arpan MM yang juga berada di lokasi. Arifin bahkan memberikan tali asih kepada pihak keluarga korban yang meninggal di Desa Candi Laras Selatan. (nti/yn/bin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya 2 Parpol Lolos Verifikasi
Redaktur : Tim Redaksi