jpnn.com, JAKARTA - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Royke Lumowa menggelar survei jalan tol Jakarta - Surabaya. Survei sebagai antisipasi kemacetan akibat pembangunan tol Jakarta – Surabaya yang belum kelar 100 persen dan bottleneck menjadi salah satu fokus.
Survei jalan tol Jakarta-Surabaya ini digelar tiga hari dari Jumat (1/6) hingga Minggu (3/6). Untuk hari pertama, Kakorlantas mengunjungi Jalan Tol Batang- Semarang. Tepatnya Jembatan Kalikuto yang diprediksi belum kelar hingga 8 Juni – 10 Juni, yang diprediksi menjadi puncak arus mudik.
BACA JUGA: Pelajar Indonesia Timur Ramai-Ramai Mudik Naik Kapal
Irjen Royke Lumowa menuturkan, titik jembatan Kalikuto ini diprediksi menjadi titik kemacetan krusial saat arus mudik lebaran 2018. Penyebab utamanya adalah penyelesaian pembangunan jembatan baru bisa dilakukan beberapa hari setelah puncak arus mudik. ”Penyelesaian pembangunan jambatan tol Kalikuto ini sekitar 12 Juni atau 13 Juni,” terangnya.
Namun, arus puncak diprediksi terjadi dua hari hingga empat hari sebelumnya, 8 Juni hingga 10 Juni. Kondisi tersebut tentunya membuat Korlantas harus ekstrakeras dalam membuat rekayasa lalu lintas.
BACA JUGA: Tiket Mulai Ludes, Penerbangan Transit jadi Pilihan
Salah satu rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan berupa pengalihan arus. ”Sebelum jembatan, kami arahkan ke kiri menuju Jalan arteri hingga menembus ke Jalan Pantura,” terangnya.
Ada tiga titik keluar pengalihan arus. Dengan begitu, tidak terjadi kemacetan pada titik keluar tersebut. Kendaraan terbagi tiga menuju keluar tol. ”Ada rekayasa lain yang juga dilakukan,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kapolri Imbau Jangan Mudik Sabtu 9 Juni
Yakni, berupa sistem pengoprasian yang hanya dilakukan siang hari. Menurutnya, kondisinya fleksibel dilihat dari kondisi jalan Arteri. Bila jalan Arteri di sekitar tol Batang-Semarang tidak macet saat malam hari, maka jalan tol tidak akan dibuka. ”Kalau macet akan dibuka untuk membagi arus,” terangnya.
Titik kemacetan lain di Jalan Tol Batang –Semarang adalah exit tol Manyaran. Rekayasa untuk exit tol ini sedang dimatangkan. Polres Kendal akan diminta untuk bisa memantau titik tersebut. ”Ada rekayasanya juga, kami sedang siapkan,” ungkapnya.
Terobosan lain untuk mengantisipasi kemacetan berupa jalur khusus evakuasi. Dia menuturkan, di setiap ruas jalan tol diupayakan untuk ada jalur khusus evakuasi yang diperuntukkan bagi ambulans dan kepentingan mendesak lainnya. ”Mobil ambulans bila ingin menjemput orang yang sakit saat mudik bisa lebih mudah,” ungkapnya.
Korlantas telah memprediksi jumlah kendaraan yang akan mudik saat lebaran. Menurutnya, kemungkinan besar 45 ribu kendaraan akan mudik dari Jakarta menuju daerah. ”Yang pasti, harus terbagi antara jalan tol dengan jalan biasa,” paparnya.
Menurutnya, yang juga menjadi masalah adalah bottleneck d jalur- jalur yang dilewati pemudik. Kondisi itu harus diantisipasi petugas secepatnya. ”Saya telah instruksikan tidak boleh ada bottle neck atau penyempitan jalan di jalur mudik,” terangnya.
Pasar tumpah dan sebagainya, lanjutnya, harus bersih saat arus mudik dimulai. Dia mengatakan, jangan sampai kemacetan parah terjadi karena bottleneck. ”Gak boleh ada ini penyempitan jalan,” ungkapnya.
Langkah lainnya untuk membantu para pemudik adalah penyiapan rest area yang memiliki fasilitas penyediaan bahan bakar. Dia menegaskan bahwa diupayakan di setiap rest area itu ada mobil bahan bakar siap keliling. ”Berupaya membantu pengemudi yang kehabisan bahan bakar,” jelasnya. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Mudik, Menhub Tinjau Stasiun Tugu
Redaktur & Reporter : Soetomo