BANDUNG- Jika jembatan Selat Sunda jadi dibangun, maka jembatan yang rencannya membentang sekitar 2,2 kilometer ini akan menjadi jembatan terpanjang di dunia. Saat ini jembatan terpanjang dimiliki oleh Jepang.
“Jika sudah jadi, jembatan ini akan menjadi jembatan dengan bentang terpanjang di dunia. Hal ini diyakininya sebagai tantangan yang bisa diwujudkan dengan adanya sinergis elemen bangsa, salah satunya diharapkan civitas akademik dan elemen-elemen lainnya. Salah satunya dengan forum diskusi seperti ini yang diharapkan dapat menjadi wadah informasi dan sumbang saran bagi pengembangan kawasan,” ujar Wakil Menteri (Wamen) Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak akhir pekan lalu.
Dikatakannya, meski masih dalam tahap perencanaan, namun pemerintah sudah merinci pembiayaan, “Kita memaksimalkan biaya dari swasta sedangkan pemerintah sifatnya hanya memfasilitasi dan sebagai pemilik otoritas tetap oleh publik,”, paparnya.
Sementara itu, Rektor ITB Prof Akhmaloka menyebutkan jika pembangunan jembatan Selat Sunda ini sudah ada sejak tahun 1960-an. “Ini sebagai upaya agar Pulau Jawa dan Sumatra ini segera terkoneksi dengan adanya Jembatan Selat Sunda. Meskipun diskusi ini terdapat kebaikan dan keburukannya itu hal biasa karena pasti ada pro-kontranya,” tuturnya.
Ditegaskannya, koneksi yang harus ada di Pulau Jawa dan Sumatra ini merupakan hal yang sangat penting. Karena seperti contoh fenomena yang sampai saat ini terjadi sehingga menimbulkan pertanyaan dari banyak pihak, “Dimana sebenarnya kesatuan Republik Indonesia ini jika harga-harga kebutuhan pokoknya berbeda,” jelasnya.
Sementara itu, Sekertaris Dewan Pengarah Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda Hermanto menyatakan bahwa konstitusi mengenai pembangunan ekonomi harus mampu mensejahterakan rakyat.
“Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional(RSJP Nas) 2005-2050 mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan akan menjadi kekuatan 12 besar dunia di tahun 2050 melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kita mencoba untuk menemukan solusinya yaitu dengan koridor-koridor ekonomi, perkuatan konektivitas nasional dan sumber daya manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Nasional,” paparnya.
Sedangkan manfaat dari pembangunan Jembatan Selat Sunda ini yaitu dapat mengembangkan kawasan ekonomi baru, mempercepat perkembangan Pulau Sumatra, mengurangi sentralisasi ekonomi di Pulau Jawa dan menciptakan kesempatan kerja.(job1)
“Jika sudah jadi, jembatan ini akan menjadi jembatan dengan bentang terpanjang di dunia. Hal ini diyakininya sebagai tantangan yang bisa diwujudkan dengan adanya sinergis elemen bangsa, salah satunya diharapkan civitas akademik dan elemen-elemen lainnya. Salah satunya dengan forum diskusi seperti ini yang diharapkan dapat menjadi wadah informasi dan sumbang saran bagi pengembangan kawasan,” ujar Wakil Menteri (Wamen) Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak akhir pekan lalu.
Dikatakannya, meski masih dalam tahap perencanaan, namun pemerintah sudah merinci pembiayaan, “Kita memaksimalkan biaya dari swasta sedangkan pemerintah sifatnya hanya memfasilitasi dan sebagai pemilik otoritas tetap oleh publik,”, paparnya.
Sementara itu, Rektor ITB Prof Akhmaloka menyebutkan jika pembangunan jembatan Selat Sunda ini sudah ada sejak tahun 1960-an. “Ini sebagai upaya agar Pulau Jawa dan Sumatra ini segera terkoneksi dengan adanya Jembatan Selat Sunda. Meskipun diskusi ini terdapat kebaikan dan keburukannya itu hal biasa karena pasti ada pro-kontranya,” tuturnya.
Ditegaskannya, koneksi yang harus ada di Pulau Jawa dan Sumatra ini merupakan hal yang sangat penting. Karena seperti contoh fenomena yang sampai saat ini terjadi sehingga menimbulkan pertanyaan dari banyak pihak, “Dimana sebenarnya kesatuan Republik Indonesia ini jika harga-harga kebutuhan pokoknya berbeda,” jelasnya.
Sementara itu, Sekertaris Dewan Pengarah Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda Hermanto menyatakan bahwa konstitusi mengenai pembangunan ekonomi harus mampu mensejahterakan rakyat.
“Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional(RSJP Nas) 2005-2050 mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan akan menjadi kekuatan 12 besar dunia di tahun 2050 melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kita mencoba untuk menemukan solusinya yaitu dengan koridor-koridor ekonomi, perkuatan konektivitas nasional dan sumber daya manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Nasional,” paparnya.
Sedangkan manfaat dari pembangunan Jembatan Selat Sunda ini yaitu dapat mengembangkan kawasan ekonomi baru, mempercepat perkembangan Pulau Sumatra, mengurangi sentralisasi ekonomi di Pulau Jawa dan menciptakan kesempatan kerja.(job1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Ormas Tidak Lakukan Sweeping
Redaktur : Tim Redaksi