jpnn.com, JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando mengatakan, para pemuda harus meningkatkan kemampuan literasinya dalam menghadapi persaingan di tingkat global.
Ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi digital harus mampu dikuasai milenial agar tidak tertinggal.
"Untuk menguasai perkembangan teknologi, literasi harus diperkuat. Di sini perpustakaan hadir, baik dengan konsep karya cetak dan rekam," kata Syarif dalam webinar bersama Perpustakaan Nasional RI bertema Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020, Selasa (10/11).
Dijelaskan Syarif, bila orang berjam-jam berselancar di media sosial, tanpa harapan jelas dan ingin mendapat sesuatu dari internet, sama artinya berselancar di gelombang dengan pengetahuan yang sangat dangkal serta tidak pasti.
BACA JUGA: Literasi Usia Muda Tinggi, Anak 7 Tahun Mampu Baca Sirah Nabi
Berbeda bila membaca buku sama dengan menyelam di laut dalam dengan seluruh pengetahuan yang sangat detail, komprehensif yang memastikan bisa mengambil sikap untuk masa depan. Langkah ini menjadi modal generasi milenial menghadapi percaturan global.
Syarif menyatakan literasi menurut UNESCO bukanlah sekadar kemampuan mengenal huruf, kata, kalimat, hubungan sebab-akibat, dan mengeluarkan pendapat tetapi lebih luas dari itu.
BACA JUGA: FFI Dukung Peran Guru dan Orang Tua Tingkatkan Literasi Gizi
Literasi di era kini mempunyai 4 unsur. Pertama, seseorang perlu memiliki kemampuan terhadap aksesilibitas sumber informasi yang terpercaya. Kedua memahami apa yang tersurat dan tersirat, makanya mustahil memahami sesuatu tanpa membaca.
Ketiga kemampuan membuat ide baru, gagasan, inovasi dan gagasan baru. Keempat percaturan global akhirnya menciptakan persaingan bangsa.
“Maka penting bagi kita untuk meningkatkan indeks literasi generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia saat ini. Inilah yang menjadi filosofi dasar Presiden RI mengangkat tema sentral Peningkatan Kualitas SDM menjelang memasuki menjemput bonus demografi 25 tahun ke depan,” jelasnya.
Pemanfaatan teknologi bisa dimaksimalkan untuk pemberdayaan kreativitas dan pengembangan literasi yang punya pengaruh penting bagi keberhasilan generasi muda. Kemampuan literasi yang baik akan membantu memahami informasi dan ilmu pengetahuan baik lisan maupun tertulis.
“Perlu diingat literasi bukan bersifat temporer tetapi dinamis. Generasi muda harus siap menjadi tonggak pembangunan guna menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara lain di percaturan global,” kata Syarif Bando.
Pada kesempatan sama anggota Komisi X, Putra Nababan mengatakan, menghadapi persaingan dunia yang semakin ketat, pemuda Indonesia jangan lupa juga mengembangkan soft skil.
Kemampuan berkomunikasi, berinteraksi, bisa memecahkan masalah, inovasi, bekerja sebagai tim meski lewat digital, hal ini akan memperkaya pengembangan diri.
“Tantangan di era sekarang tidak mudah, makanya saya juga tak mau menyalahkan generasi muda saat ini. Mereka bukan tidak punya kemampuan literasi untuk mengembangkan diri, tetapi perlu dukungan luas,” tandas Putra. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad