VENEZUELA - Rencana pemerintah Venezuela untuk mengawetkan mendiang presidennya, Hugo Chavez, akhirnya batal. Menteri Informasi Venezuela Ernesto Villegas mengatakan, semua pihak sepakat untuk membatalkan rencana itu.
Hal itu disampaikan Villegas lewat akun Twitternya. Prosedur yang sangat rumit menjadi alasan utama pembatalan rencana pengawetan Chavez.
“Rencana ini batal setelah kami mendapat laporan dari tim medis Rusia. Mereka mengatakan, untuk membalsem Chavez, kami harus membawah jenazahnya ke Rusia dan meninggalkannya di sana selama tujuh hingga delapan bulan,” terang Villegas seperti dilansir CNN.
Sebelumnya, pemerintah Venezuela memang berencana mengawetkan mayat Chavez. Mereka hendak menjadikan Chavez seperti pemimpin revolusi Rusia Vladimir Lenin serta Tiongkok Mao Zedong. Hal itu dilakukan sebagai wujud penghormatan terhadap Chavez yang dianggap berjasa terhadap kemajuan Venezuela.
Pembatalan rencana tersebut juga dikuatkan dari pernyataan yang dilontarkan wakil presiden Nicolas Maduro. Wakil presiden yang juga mantan sopir bus tersebut mengatakan, rencana pengawetan jenazah Chavez memang terbentur dengan mekanisme yang sangat ribet. Sejak beberapa hari lalu, Maduro sudah “mensosialisasikan” tentang kesulitan tersebut pada masyarakat Venezuela.
“Penilaian yang dilakukan oleh ilmuwan menghasilkan kesimpulan bahwa proses tersebut memang cukup rumit,” terang Maduro seperti dilansir BBC. (jos/mas/jpnn)
Hal itu disampaikan Villegas lewat akun Twitternya. Prosedur yang sangat rumit menjadi alasan utama pembatalan rencana pengawetan Chavez.
“Rencana ini batal setelah kami mendapat laporan dari tim medis Rusia. Mereka mengatakan, untuk membalsem Chavez, kami harus membawah jenazahnya ke Rusia dan meninggalkannya di sana selama tujuh hingga delapan bulan,” terang Villegas seperti dilansir CNN.
Sebelumnya, pemerintah Venezuela memang berencana mengawetkan mayat Chavez. Mereka hendak menjadikan Chavez seperti pemimpin revolusi Rusia Vladimir Lenin serta Tiongkok Mao Zedong. Hal itu dilakukan sebagai wujud penghormatan terhadap Chavez yang dianggap berjasa terhadap kemajuan Venezuela.
Pembatalan rencana tersebut juga dikuatkan dari pernyataan yang dilontarkan wakil presiden Nicolas Maduro. Wakil presiden yang juga mantan sopir bus tersebut mengatakan, rencana pengawetan jenazah Chavez memang terbentur dengan mekanisme yang sangat ribet. Sejak beberapa hari lalu, Maduro sudah “mensosialisasikan” tentang kesulitan tersebut pada masyarakat Venezuela.
“Penilaian yang dilakukan oleh ilmuwan menghasilkan kesimpulan bahwa proses tersebut memang cukup rumit,” terang Maduro seperti dilansir BBC. (jos/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Le Keqiang Jadi Perdana Menteri Tiongkok
Redaktur : Tim Redaksi