LIMAPULUH--Jenazah Desmanto alias Effandi Bin Abdullah, 54, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Nagari Tarantang, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumbar, diduga masih telantar di Rumah Sakit Sutan Maimuna, Johor Bahru, Malaysia.
Sejak diinformasikan meninggal dunia oleh istrinya Lina Binti Tamar pada Jumat (1/3) lalu, belum diperoleh kepastian, kapan jenazah Desmanto akan dipulangkan kembali ke Tanah Air.
"Terakhir, kami dapat informasi dari teman kerja Uda (Abang), bahwa jenazah Uda di rumah sakit, tidak dapat diambil sebelum ahli waris datang," kata Leli Sofiati, 52, adik kandung Desmanto kepada sejumlah wartawan.
Istri Desmanto, Lina Binti Tamar,43, yang tinggal di Jorong Ketinggian, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, persisnya di belakang Mapolres Limapuluh Kota membenarkan hal tersebut. Menurut wanita asal Blitar, Jawa Timur yang pernah sama-sama merantau ke Negeri Jiran itu, jenazah suaminya memang masih berada di rumah sakit. Karena belum ada perhatian dari pemerintah, Lina berniat menjemput sendiri.
Lina berencana berangkat ke Malaysia melalui Batam, Kepulauan Riau, Minggu (3/3). Hanya saja, sampai Sabtu (2/3) lalu, ibu dua anak itu masih terkendala biaya keberangkatan. "Saya sudah pasrah, saya hanya berharap bantuan pemerintah," ucapnya.
Lina mengaku, berkomunikasi untuk terakhir kali dengan sang suami, Selasa (26/2) lalu. Waktu itu, Lina baru saja menerima kiriman uang dan barang dari Desmanto. Untuk memastikan kiriman itu sudah sampai, Desmanto menghubungi Lina. "Uda menghubungi saya sampai tiga kali, untuk memastikan apakah kirimannya sudah sampai atau belum. Selama ini, biaya hidup kami bersama anak-anak, memang selalu dikirimi Uda," ujar Lina yang membantu pendapatan keluarga dengan menjadi pedagang keliling.
Bagi Lina, sosok Desmanto adalah sosok seorang suami yang bertanggungjawab, pekerja keras dan sangat menyayangi anak-anaknya. Ini dibenarkan Yesi, tetangga Lina yang menjual berbagai barang harian. "Saya cukup kenal dengan Desmanto. Kalau pulang, beliau sering mengajak anak-anaknya jajan ke warung saya. Kami tetangga di Perumahan Panorama Singa Harau, belum begitu yakin ia meninggal," sebut Yesi pula.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Limapuluh Kota Azwardi, mengaku sudah menurunkan petugas, untuk mengecek kabar kematian Desmanto alias Effandi Bin Abdullah, 54. "Kita sudah turunkan petugas, untuk mengumpulkan data. Hanya saja, sampai hari ini, dari sejumlah PJTKI (Perusahaan Jawatan Tenaga Kerja Indonesia) yang kita konfirmasi, tidak ditemukan data TKI asal Harau Desmanto. Kendati demikian, kita masih terus menelusuri," kata Azwardi, Minggu sore.
Azwardi memperkirakan, Desmanto alias Effandi Bin Abdullah, merupakan TKI Mandiri atau tenaga kerja yang berangkat tanpa melalui perusahan penyalur tenaga kerja. Selain itu, Desmanto juga diduga, sudah pindah kewarganegaraan. "Kabar terakhir yang kita dapat, Desmanto sudah pindah kewarganegaraan. Ini yang membuat kita sedikit kesulitan. Tapi sekali lagi, kita masih terus menggali informasi," ujar Dedet, sapaan akrab Azwardi.
Di sisi lain, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Limapuluh Kota bertekad menyampaikan kabar TKI asal Harau yang diduga meninggal di Malaysia, langsung kepada Menakertrans Muhaimin Iskandar yang juga Ketua PKB Pusat. "Melalui DPW PKB Sumbar, kami akan sampaikan peristiwa ini langsung ke Cak Imin (Muhaimin Iskandar-red). Kita berharap, Kemenakertrans dapat membantu memulangkan jenazah, dengan bantuan KBRI di Kualalumpur," kata Ferizal Ridwan, Ketua DPC PKB Limapuluh Kota.(frv)
Sejak diinformasikan meninggal dunia oleh istrinya Lina Binti Tamar pada Jumat (1/3) lalu, belum diperoleh kepastian, kapan jenazah Desmanto akan dipulangkan kembali ke Tanah Air.
"Terakhir, kami dapat informasi dari teman kerja Uda (Abang), bahwa jenazah Uda di rumah sakit, tidak dapat diambil sebelum ahli waris datang," kata Leli Sofiati, 52, adik kandung Desmanto kepada sejumlah wartawan.
Istri Desmanto, Lina Binti Tamar,43, yang tinggal di Jorong Ketinggian, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, persisnya di belakang Mapolres Limapuluh Kota membenarkan hal tersebut. Menurut wanita asal Blitar, Jawa Timur yang pernah sama-sama merantau ke Negeri Jiran itu, jenazah suaminya memang masih berada di rumah sakit. Karena belum ada perhatian dari pemerintah, Lina berniat menjemput sendiri.
Lina berencana berangkat ke Malaysia melalui Batam, Kepulauan Riau, Minggu (3/3). Hanya saja, sampai Sabtu (2/3) lalu, ibu dua anak itu masih terkendala biaya keberangkatan. "Saya sudah pasrah, saya hanya berharap bantuan pemerintah," ucapnya.
Lina mengaku, berkomunikasi untuk terakhir kali dengan sang suami, Selasa (26/2) lalu. Waktu itu, Lina baru saja menerima kiriman uang dan barang dari Desmanto. Untuk memastikan kiriman itu sudah sampai, Desmanto menghubungi Lina. "Uda menghubungi saya sampai tiga kali, untuk memastikan apakah kirimannya sudah sampai atau belum. Selama ini, biaya hidup kami bersama anak-anak, memang selalu dikirimi Uda," ujar Lina yang membantu pendapatan keluarga dengan menjadi pedagang keliling.
Bagi Lina, sosok Desmanto adalah sosok seorang suami yang bertanggungjawab, pekerja keras dan sangat menyayangi anak-anaknya. Ini dibenarkan Yesi, tetangga Lina yang menjual berbagai barang harian. "Saya cukup kenal dengan Desmanto. Kalau pulang, beliau sering mengajak anak-anaknya jajan ke warung saya. Kami tetangga di Perumahan Panorama Singa Harau, belum begitu yakin ia meninggal," sebut Yesi pula.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Limapuluh Kota Azwardi, mengaku sudah menurunkan petugas, untuk mengecek kabar kematian Desmanto alias Effandi Bin Abdullah, 54. "Kita sudah turunkan petugas, untuk mengumpulkan data. Hanya saja, sampai hari ini, dari sejumlah PJTKI (Perusahaan Jawatan Tenaga Kerja Indonesia) yang kita konfirmasi, tidak ditemukan data TKI asal Harau Desmanto. Kendati demikian, kita masih terus menelusuri," kata Azwardi, Minggu sore.
Azwardi memperkirakan, Desmanto alias Effandi Bin Abdullah, merupakan TKI Mandiri atau tenaga kerja yang berangkat tanpa melalui perusahan penyalur tenaga kerja. Selain itu, Desmanto juga diduga, sudah pindah kewarganegaraan. "Kabar terakhir yang kita dapat, Desmanto sudah pindah kewarganegaraan. Ini yang membuat kita sedikit kesulitan. Tapi sekali lagi, kita masih terus menggali informasi," ujar Dedet, sapaan akrab Azwardi.
Di sisi lain, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Limapuluh Kota bertekad menyampaikan kabar TKI asal Harau yang diduga meninggal di Malaysia, langsung kepada Menakertrans Muhaimin Iskandar yang juga Ketua PKB Pusat. "Melalui DPW PKB Sumbar, kami akan sampaikan peristiwa ini langsung ke Cak Imin (Muhaimin Iskandar-red). Kita berharap, Kemenakertrans dapat membantu memulangkan jenazah, dengan bantuan KBRI di Kualalumpur," kata Ferizal Ridwan, Ketua DPC PKB Limapuluh Kota.(frv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Selidiki Sekolah Ambruk
Redaktur : Tim Redaksi